Kanal24, Malang – BMKG Jawa Timur mengungkapkan bahwa angin kencang yang melanda hampir seluruh wilayah Jawa Timur merupakan fenomena atmosfer yang wajar. Hal ini disebabkan oleh kombinasi gangguan atmosfer, seperti fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby, yang melintasi wilayah Jawa Timur.
“Kondisi ini juga didukung dengan aktifnya monsun Asia serta terbentuknya daerah siklonik di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Timur,” tutur Linda Fitrotul Muzayanah, Prakirawan BMKG Jawa Timur, (30/1/2025).
Apa Itu MJO dan Gelombang Rossby?
Madden-Julian Oscillation (MJO) adalah fenomena atmosfer yang berupa gelombang osilasi konveksi tropis bergerak dari barat ke timur di sepanjang ekuator dengan siklus 30-90 hari. Fenomena ini memengaruhi pola cuaca global, termasuk peningkatan curah hujan, pembentukan awan, dan intensitas angin di wilayah tropis. Dalam fase aktif MJO, aktivitas hujan lebat dan angin kencang lebih sering terjadi karena adanya peningkatan dinamika atmosfer.
Sementara itu, Gelombang Rossby adalah pola gelombang besar dalam atmosfer planet yang dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Di wilayah tropis, gelombang ini memengaruhi pergerakan massa udara dan distribusi tekanan, yang berperan dalam memicu pembentukan badai dan cuaca ekstrem. Kombinasi MJO dan gelombang Rossby dapat meningkatkan potensi hujan deras dan angin kencang di wilayah tertentu, termasuk Jawa Timur.
Fenomena Atmosfer dan Pertumbuhan Awan Hujan
Linda menjelaskan bahwa faktor-faktor atmosfer ini menciptakan daerah konvergensi yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Timur. Kecepatan angin yang tercatat di Stasiun Klimatologi Jawa Timur di Karangploso, Malang, mencapai 15 knot atau setara 30 km/jam.
“Kecepatan ini sebenarnya masih tergolong normal, karena kriteria angin kencang adalah di atas 45 km/jam. Namun, topografi dan kondisi lokal dapat meningkatkan dampaknya, seperti pohon tumbang atau kerusakan atap rumah,” ujarnya.
BMKG memperkirakan bahwa intensitas hujan deras disertai angin kencang akan terus berlangsung hingga 5 Februari 2025. Linda juga mengingatkan bahwa laporan dari berbagai daerah di Jawa telah mencatat dampak seperti banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang.
Imbauan untuk Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar rumah. “Pastikan untuk menghindari area dekat pohon besar atau baliho yang berpotensi roboh. Periksa kondisi rumah, terutama bagian atap, agar lebih aman menghadapi cuaca ekstrem ini,” ujar Linda.
Selain itu, masyarakat di daerah rawan longsor diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dari BMKG dan mengambil langkah antisipasi jika intensitas hujan terus meningkat. “Potensi hujan deras dan angin kencang masih ada hingga seminggu ke depan. Kami berharap masyarakat tetap siaga untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi,” pungkas Linda.(din/ay)