KANAL24, Jakarta – PT PLN (Persero) melaporkan kinerja positif sepanjang semester pertama 2019. Januari-Juni tahun ini, PLN mencetak laba senilai Rp7,35 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih Rp5,35 triliun.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, mengatakan faktor utama yang mendongkrak kinerja PLN adalah peningkatan penjualan dibanding tahun lalu yang naik 4,95 persen jadi Rp133,45 triliun.
Peningkatan konsumsi kWh juga didukung dari kenaikan jumlah pelanggan yang sampai akhir Juni 2019 mencapai 73,62 juta atau bertambah 3,92 juta pelanggan dari akhir Juni 2018.
“Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional, yaitu dari 98,3 persen pada akhir 2018 menjadi 98,81 persen pada 30 Juni 2019,” kata Sarwono, di Jakarta, Senin (2/9/2019).
Sarwono mengatakan, selama enam bulan pertama tahun ini, PLN menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 MW, sehingga total kapasitas terpasang pembangkit di Indonesia menjadi 58.519 MW.
PLN juga menambah jaringan transmisi 2.847 kilometer sirkuit (kms) menjadi 56.453 kms, dan menambah Gardu Induk sebesar 6.557 MVA menjadi 137.721 MVA. Hal ini untuk mendukung peningkatan penjualan PLN.
Penambahan kapasitas juga dilakukan di sisi energi baru terbarukan (EBT), di mana pada semester I-2019, PLN menambah 135 MW dari EBT. Dengan penambahan ini, total kapasitas pembangkit dari EBT yakni 7.266 MW atau 12 persen dari total bauran energi.
Kontribusi produksi listrik dari pembangkit batubara masih besar, yakni 61 persen dari total produksi listrik nasional. PLN juga mengklaim berkomitmen kurangi konsumsi BBM untuk pembangkit dan menggantinya dengan biofuel. Menurut Sarwono, porsi pembangkit yang menggunakan BBM tersisa 4,3 persen.(sdk)