KANAL24, Jakarta – Berlanjutnya tren penurunan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pasca aksi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR kemarin diyakini tidak akan menyurutkan rencana 22 perusahaan yang sudah masuk dalam pipeline penawaran umum perdana saham (IPO).
“Animo untuk menjadi perusahaan tercatat di saat ini masih bagus. Kami tetap optimiatis, karena kondisi perekonomian kita stabil. Sudah ada 38 tercatat di tahun ini dan ada 22 perusahaan yang siap dievaluasi,” kata Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna Setia, di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Nyoman mengaku, BEI tetap optimiatis jumlah perusahaan yang mencatatkan saham untuk sepanjang 2019 tidak kurang dari 60 perusahaan. “Ada 38 yang sudah tercatat dan ada 22 perusahaan di pipeline yang sudah menyiapkan dokumen (persyaratan IPO),” ujarnya.
Namun demikian, lanjut Nyoman, BEI masih melakukan pengecekan dokumen calon emiten tersebut, sebelum memutuskan untuk menggelar mini expose .
“Nanti kami panggil perusahaan-perusahaan itu untuk mini expose . Kami akan bertemu dengan BOD dan BOC serta profesi penunjang,” ucap Nyoman.
Selain 22 calon emiten tersebut, lanjut Nyoman, BEI masih menunggu sejumlah perusahaan yang sudah menyampaikan beberapa pertanyaan terkait rencana melakukan IPO. “Kami masih menunggu lagi dari mereka. Mudah-mudahan mereka menyampaikan laporan keuangan buku Juni 2019,” kata dia.
Dia menegaskan, sebanyak 22 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO tersebut diyakini akan mencatatkan saham tahun ini. Sehingga, minimal jumlah emiten baru pada 2019 akan mencapai 60 perusahaan tercatat atau lebih banyak dibanding 2018, yakni 57 emiten baru.
“Menurut kami tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan dinamika demokrasi. Indikatornya sudah jelas, sebanyak 22 perusahaan itu sudah submit dan mereka sudah mempertimbangkan dinamika demokrasi,” papar Nyoman. (sdk)