KANAL24, Malang – Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas menjadi saksi lahirnya kembali Koperasi Mahasiswa (Kopma) UB sabtu (5/10/2019). Hal tersebut juga disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Abdul Hakim ketika membuka acara basic trainign Kopma UB.
“Anda semua tercatat dalam sejarah lahirnya kembali Kopma UB sebagai koperasi mahasiswa terbaik dan menjadi solusi bagi kebutuhan mahasiswa,” kata Hakim.
Didepan ratusan mahasiswa, Hakim bercerita tentang masa kejayaan Kopma UB yang mampu membangun kantor sendir dan juga asrama mahasiswa yang sekarang menjadi Griya UB.
“Para senior disini seperti Pak Herman ketika seumuran anda sudah berani pinjam uang Rp.90 Juta untuk membangun asrama mahasiswa,” lanjut Hakim.
Hakim yang semasa mahasiswa juga alumni Kopma menceritakan bahwa Kopma menjadi solusi bagi berbagai persoalan kebutuhan mahasiswa mulai foto kopi hingga kebutuhan finansial untuk simpan pinjam. Sehingga ketika banyak ekspoen Kopma UB ingin berhimpun kembali dirinya merasa ikut terpanggil untuk ikut mendukung gerakan ini. Dirinya berjanji akan mendukung berdirinya kembali Kopma UB mulai dari pelatihan hingga pelantikan pengurus.
“Sampai Kopma UB establish kembali saya akan dukung. Untuk anggota tidak usah kuatir saya akan kerahkan mahasiwa untuk mendaftar anggota. Pengurus Kopma berpikir hal yang lebih strategis saja,” lanjut Guru Besar FIA ini.
Pada pelatihan bertajuk “Kopma Reborn ini direncanakan berlangsung sehari di Gedung IKA dengan menghadirkan bebragai narasumber dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, para alumni Kopma dan pegiat koperasi lainnya.
Pembukaan sendiri menjadi ajang reuni bagi para alumni Kopma UB seperti Prof. Suharyono, Dr. Herman Suryokumoro, Dr. Abdulah Said, Dedi Darmawanto dari Dinas Koperasi yang juga alumni Kopma, Dr. M Kholid Mawardi dan lainnya.
“Ini jadi reuni dan bukti komitmen para alumni Kopma untuk mebangunkan kembali Kopma U sebagai organ mahasiwa yang bertujuan mensejahterakan mahasiswa. Saya yakin setelah ini akan banyak alumni Kopma lain yang akan merapat,” kata Herman Suryokumoro. (sdk)