Al ilmu nuurun, Ilmu adalah cahaya. Coba kita perhatikan bagaimana hakikat dan fungsi dari cahaya. Hakikat cahaya adalah menyinari segala yang gelap. Fungsi cahaya adalah menjadi sumber energi pada segala yang lemah dan mampu menumbuh suburkan segala yang layu. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Cahaya pulalah yang menjadikan tetumbuhan dapat berkembang, terus tumbuh bersemi, merekahkan bunga bahkan menyempurnakan buah.
Perhatikanlah pula setiap tetumbuhan akan tumbuh menjulang tinggi mencari cahaya matahari. Bahkan setiap tumbuhan berkompetisi untuk bisa hidup sempurna dengan bantuan cahaya matahari. Cahaya matahari mampu menjadikan tetumbuhan menghasilkan hijau daun yang sangat manfaat bagi tetumbuhan dan manusia. Demikianlah tetumbuhan akan berkembang hidup dengan sempurna karena adanya cahaya matahari.
Lihatlah pula tetumbuhan yang hidup tanpa cahaya matahari, memperlambat proses fotosintesis dan mengganggu perkembangan tumbuhan secara keseluruhan. Kekurangan cahaya matahari mengakibatkan kekurangan nutrisi makanan dan tumbuhan menjadi kerdil, kering, tidak bisa berbuah dan daunnya mudah mengalami kerontokan, tumbuhan akan tampak layu dan sulit berkembang dengan sempurna. Tumbuhan yang tidak kena cahaya dapat menjadikan tumbuhan rentan terhadap serangan hama dan penyakit lain yang dapat berakibat pada kematian.
Cahaya juga dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Perhatikanlah semua jenis hewan yang tidak mendapatkan cahaya matahari dapat dipastikan perkembangan hidupnya akan terganggu. Demikian pula dengan manusia manakala tidak pernah mendapatkan cahaya matahari pasti juga akan mengalami gangguan kesehatannya. Itulah fungsi cahaya. Demikianlah dengan ilmu yang disebutkan sebagai cahaya (al ilmu nuurun).
Ilmu sebagai cahaya, karena dengan ilmu mampu menerangi jalan kehidupan manusia. Ilmu menunjukkan pada jalan kebenaran, menyingkap segala kegelapan. Ilmu memberikan energi pada setiap jiwa manusia untuk terus bangkit dari keterpurukan persoalan hidup. Ilmu membuat kehidupan terus berkembang hingga menemukan wujudnya dalam realitas modern yang serba canggih dan memudahkan segala urusan kebutuhan manusia yang kita menyebutnya saat ini dengan era industri 4.0 yang berbasis pada digitalisasi segala urusan melalui berbagai macam model aplikasi.
Karena ilmu pulalah yang merubah Eropa dari masa-masa kegelapan (dark age) menuju cahaya terang benderang dipenuhi oleh ilmu. Sebagaimana dikatakan oleh banyak pakar sejarah bahwa sebelum islam masuk, Eropa berada dalam kegelapan, kota-kota di Eropa semrawut, ekonomi terpuruk, kemiskinan dimana-mana, realitas sosial masyarakat hidup dalam barbarisme primitif. Namun setelah islam masuk dengan membawa ilmu, mereka kemudian mengenal kebebasan berpikir dari yang sebelumnya sangat dogmatik, mereka juga mengenal persamaan derajat dari yang sebelumnya hidup dalam beragam kasta-kasta sosial yang feodalistik, serta mengenal persaudaraan yang sebelumnya terpecah belah karena egoisme dan fanatisme kelompok, Ras dan pertentangan kelas. Setelah Eropa mengenal islam kemudian mereka menuntut tiga hal tersebut dalam gerakan revolusinya, yaitu liberty, equality dan fraternity.
Ilmu membuat daya tahan suatu masyarakat lebih kuat dalam menghadapi berbagai persoalan. Disaat Jepang menghadapi kehancuran akibat bom dari sekutu, maka kaisar mengumpulkan para ahli ilmu untuk membangkitkan dari keterpurukan. Berbagai bangsa yang sedang terpuruk dan hancur akibat persoalan sosial politik perlu belajar dari Jepang tentang bagaimana bangkit dan merecovery berbagai persoalan bangsa dengan lebih mengutamakan ilmu. Demikianlah bangsa Arab yang dahulunya tidak dikenal dalam percaturan peradaban kemudian menjadi pusat peradaban dunia disebabkan karena ilmu yang dibawa oleh islam. Islamlah yang mengantarkannya pada terang benderang peradaban.
Ilmu dalam islam telah meletakkan adab sebagai sentral dari seluruh proses pencarian ilmu. Adab sebagai mahkota puncak keilmuan yang mengantarkan pada sebuah wujud peradaban. Karena itulah pilar utama peradaban adalah ilmu yang menyatu dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Nilai ketuhanan menjadi dasar utama bangunan peradaban manusia yang meletakkan spiritualitas sebagai pusat seluruh aktifitas pencarian ilmu. Sehingga seorang ilmuwan sejati adalah mereka yang mampu mencapai derajat spiritualitas sejalan dengan tingkat level keilmuan dirinya.
Semoga perjalanan keilmuwan yang dilalui oleh kita mampu mengantarkan pada tingkat spiritualitas yang tinggi hingga mampu menemukan kebesaran Sang Pencipta. Semoga Allah swt meridhoi segala langkah kita menuju jalanNya. Aamiiin..
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir Al Afkar