KANAL24, Jakarta – Beredarnya informasi terkait jabatan menteri yang baru dan juga disertai dengan penambahan posisi baru seperti wakil menteri di beberapa kementerian menarik perhatian banyak pihak. Ada yang menyebut perubahan nomenklatur serta penambahan jabatan untuk wakil menteri menjadi ajang bagi-bagi kursi.
Rektor Universitas Indonesia (UI) terpilih, Prof. Ari Kuncoro menilai, penambahan jabatan wakil menteri pada beberapa pos kementerian bukan sebagai ajang bagi-bagi kursi. Hal itu justru sebagai penguat kerja menteri yang nantinya ditunjuk Presdien Jokowi agar bisa mencapai target-targetnya.
Bahkan Ari melihat beberapa pos kementerian yang nantinya akan diisi oleh wajah baru dari kalangan anak muda menjadi sangat strategis jika dibantu oleh seorang wakil menteri.
“Ini (wakil menteri) lebih sebagai doer , atau yang melakukan. Ada orang yang merencanakan ada orang yang melaksanakan. Karena hanya dua level birokrasinya maka diperlukan kepala staf dimana dia yang melakukan aksi. Format ini sebenarnya disebut sebagai task force ,” kata Ari di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/10/2019).
Ari juga melihat rencana penempatan seorang wakil menteri di beberapa kementerian menjadi peluang yang baik dalam memaksimalkan kinerja Kementerian. Keseimbangan akan lebih tercipta dari hadirnya seorang wakil menteri.
Hanya saja untuk menunjuk seorang wakil menteri adalah orang yang benar-benar kompeten dan memahami secara utuh tentang sektornya.
“Tentu ada prosesnya, saya melihat positifnya. Jadi ada pemisahan antara creative thingking , critical thingking (seorang Menteri), dan empirical thingking (wakil Menteri),” pungkas Ari. (sdk)