Kanal24, Malang – Alvito Rifqi Rajendra menjadi salah satu dari sepuluh peserta yang berhasil lolos ke tahap interview dalam proses seleksi International Undergraduate Program (IUP) Universitas Brawijaya (UB) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Siswa SMAN 3 Banda Aceh ini mantap memilih Program Studi Hubungan Internasional karena ketertarikannya yang mendalam terhadap isu-isu global dan dinamika hubungan antarnegara.
Minatnya terhadap isu-isu global dan geopolitik sudah tumbuh sejak lama. Baginya, dunia bukan hanya tentang batas negara, melainkan arena interaksi yang dinamis dan saling mempengaruhi. “Hubungan Internasional sudah jadi passion saya. Saya cukup update soal persoalan geopolitik maupun hubungan antarnegara, termasuk Indonesia,” ungkapnya.
Sejak beberapa bulan lalu, Alvito sudah menetapkan pilihan untuk melanjutkan studi di Program Studi Hubungan Internasional Fisip UB jalur IUP. Menurutnya, reputasi UB sebagai perguruan tinggi negeri yang progresif dalam internasionalisasi pendidikan menjadi salah satu daya tarik utama.
“Waktu saya cari-cari kampus dengan program IUP, UB langsung menarik perhatian. Selain punya reputasi yang baik, komunitasnya juga terasa sangat ramah dan sociable,” tuturnya.
Program IUP UB sendiri menawarkan berbagai bentuk pengalaman belajar di luar negeri, seperti double degree, joint degree, internship, student exchange, hingga short program di universitas mitra internasional. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat bagi Alvito untuk memilih UB.
Ia secara khusus mengincar program pertukaran ke Queensland University di Australia. “Belajar di tempat multikultural seperti Australia bisa memperluas wawasan saya dan memperkaya pengalaman internasional. Itu kesempatan luar biasa,” tambahnya.
Meski demikian, proses seleksi IUP tidaklah mudah. Alvito menyebut bahwa tahap wawancara merupakan bagian paling menantang. “Kita harus cepat menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan dari pewawancara. Harus cerdik dan percaya diri. Menurut saya ini penting karena program ini memang menuntut kesiapan untuk berpikir kritis dan tampil yakin,” ujarnya.
Alvito menilai, menjadi mahasiswa Hubungan Internasional bukan sekadar langkah akademik, melainkan juga misi pribadi. Ia ingin berperan aktif dalam membangun pemahaman antarbangsa dan membawa perubahan melalui diplomasi dan kebijakan luar negeri.
“Saya ingin jadi bagian dari generasi yang tak hanya paham dunia, tapi juga bisa ikut membentuknya,” pungkasnya (fan)