KANAL24, Malang – Sastrawan, Budayawan sekaligus akademisi Budi Darma, BA, MA, Prof. Emeritus menjadi penerima Anugerah Sabda Budaya 2019 dari FIB UB. Pemberian anugerah ini diselenggarakan hari ini (25/10/2019) di studio UB TV. Selain menerima penghargaan, Budi juga memberikan orasi budaya bertajuk Apa dan Siapa Bangsa Indonesia.
Dalam orasinya, Budi menyampaikan beberapa hal, seperti peran dari masyarakat internasional terhadap keutuhan dan kedaulatan sebuah negara, ancaman disintegrasi baik yang bersifat ideologis maupun kedaerahan yang terjadi di Indonesia, ada pula ancaman disintegrasi dari internasional. Kemudian, professor kelahiran Rembang itu juga menjelaskan tentang beberapa negara termasuk Indonesia yang tidak memiliki rasa dendam terhadap penjajahnya.
“Kemerdekaan kita dimulai pada tanggal 17/08/1945, sedangkan Belanda terus-menerus menyangkal, dan menganggap Indonesia merdeka mulai tanggal 27/12/1949. Belanda juga menganggap bahwa kemerdekaan Indonesia adalah pemberian Belanda. Belanda juga tidak bersedia meminta maaf dengan dalih bahwa penjajahan adalah urusan masa lampau. Tapi Indonesia tidak dendam, nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda tahun 1950 an/1960 an terjadi karena Belanda selalu ingkar janji meninggalkan Irian Barat,” ungkap penerima penghargaan Gubernur Jatim 2003 itu.
Lanjutnya, Indonesia tampaknya juga dirusak dari dalam oleh orang-orang Indonesia sendiri yang mempunyai fasilitas untuk merusak demi kepentingan sendiri. Gempuran narkoba terhadap Indonesia tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang biasa, demikian pula mega-korupsi dan jaringan perdagangan manusia.
“Kejahatan siber untuk merusak Indonesia tentunya tidak mungkin dilakukan oleh orang bodoh. Menurut BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), jumlah serangan siber cenderung naik. Tahun 2015 ada 23.447.974, yang mayoritas sumbernya dari Indonesia sendiri dan serangan dilakukan oleh orang Indonesia sendiri untuk memperlemah Indonesia sendiri. Hanya orang-orang terpilihlah yang mampu melakukan serangan ini,” jelas sastrawan yang kini menetap di Surabaya tersebut.
Anugerah Sabda Budaya dan Orasi Budaya adalah kegiatan tahunan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB yang diadakan sejak tahun 2018 bertepatan dengan Dies Natalies Fakultas tersebut. kegiatan ini merupakan bentuk persembahan peran dan tindakan nyata FIB bagi pendidikan dan masyarakat, khususnya dalam bidang bahasa, sastra, dan seni budaya.
Ketua Pelaksana, M. Fatoni Rohman, M. Pd mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberi apresiasi dan penghargaan pada para sastra dan seni budaya yang telah menunjukkan dedikasi, pengabdian, prestasi, dna karya kreatif yang berkualitas, seta memiliki pengaruh dalam melestarikan seni, sastra dan budaya dalam kurun waktu yang berkelanjutan.
Sedangkan, untuk Orasi Budaya merupakan pemberian materi berbasis budaya yang diberikan oleh sastrawan, seniman, ataupun budayawan.
“Acara ini bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan melalui kuliah singkat tentang pemahaman budaya, terutama hal-hal yang merupakan kelebihan, kekurangan, serta tantangan yang kita hadapi dalam menjaga kebudayaan kita sebagai identitas bangsa,” tutupnya.
Di tahun ke dua penyelenggaraan acara ini, Anugerah diberikan kepada Budi Darma yang mana di usianya yang ke 82 ini, ia masih aktif menulis untuk menunjukkan kontribusinya kepada Indonesia. (meg)