KANAL24, Malang – Dihari Sumpah Pemuda senin (28/10/2019) ada yang berbeda di pelataran Gedung FIB UB. Diselasar yang biasnaya ada hulir mudik mahasiswa, sekelompok mahasiswa meriung lesehan menghadap panggung kecil. Ada diskusi kecil yang hangat terjadi pagi itu sebagai tanda dimulainya gerakan cinta buku Brawijaya Nyangking Buku. Diskusi ini aan digelar hingga 31 Oktober 2019 dan merupakan salah satu rangkaian dari Dies Natalis FIB.
Ada 19 kegiatan meliputi diskusi, bedah buku, bedah sastra, nonton bareng dan lainnya yang digelar oleh FIB selama pelaksanaan kegiatan Brawijaya Nyangking Buku.
Ada Dr. Sonny Sukmawan yang menjadi narasumber diskusi pagi ini yang mengangkat sastra lisan suku Tengger. Sonny menceritakan tradisi lisan suku tengger yang masih terjaga hingga saat ini.
Disisi samping ada tenda kecil yang berisi stand-stand buku yang menggelar pameran buku untuk umum. Beragam buku digelar oleh para pelapak menjadi menu tambahan dari gerakan ini. Nampak para penjaga stan masih menata buku yang akan dipamerkan. Namun ada juga mahasisiwa yang sudah berkeliling mencari buku yang mereka minati.

Harga buku pun terbilang murah karena banyak buku yang dipajang sudah dilabeli diskon. Seorang penjaga stan menunjukkan kepada kanal24.co.id deretan buku seharga 10 ribu hingga 20 ribu yang jumlanya ratusan buah.
“Baru dimulai pagi ini sampai 31 Oktober,” kata salah satu penjaga stan ditemui kanal24.co.id.
Diperkirakan ada 9 pelapak buku dan 25 penerbit dari berbagai genre yang akan meramaikan pameran ini. Buku yang dipamerkan pun bermacam-maca mulai dari buku sastra, sosial, politik, sejarah, biografi dan buku tematik perkuliahan.
“Pameran ini bagus sekali, karena lengkap dan murah harganya,” kata Sinta salah seorag mahasiswa FIB.
Dirinya bersama beberapa temannya sengaja datang pagi untuk melihat-lihat buku sebelum masuk ruang kuliah. Sinta berharap pameran seperti ini sering agar makin banyak orag yang cinta akan keberadaan buku. (sdk)