KANAL24, Jakarta – Pelonggaran Loan To Value (LTV) atau uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit pemilikan rumah (KPR) ternyata belum berimbas pada peningkatan kredit konsumer BCA. Hingga kuartal III-2019, kredit konsumer BCA hanya tumbuh 6,8 persen.
“Kredit sektor konsumer di BCA melemah,” ujar Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Jahja meyakini, penyebab utama melemahnya kredit kendaraan bermotor (KKB) adalah akibat maraknya transportasi online , hingga mulai beroperasinya transportasi massal seperti MRT dan BRT (Bus Rapid Transit).
“KKB di kota besar menurun karena adanya transportasi online, MRT. Orang makin dimudahkan pergi ke kantor karena tidak harus bangun terlalu pagi, berkeringat nyetir. Mereka gunakan MRT, sehingga kebutuhan akan kepemilikan mobil lebih dari satu berkurang,” kata Jahja.
Belum lagi, adanya aturan ganjil genap di Jakarta, hal itu malah membuat orang berfikir untuk membeli mobil baru. “Bahkan yang belum punya mobil buat apa juga beli, sehingga demand untuk memiliki mobil berkurang,” imbuhnya.
Sementara untuk KPR, kata Jahja, permintaan properti juga saat ini belum ada pergerakan signifikan. Menurutnya, sektor properti baru akan meningkat bila kondisi makro ekonomi membaik.
“Bisnis properti itu akan bagus kalau makronya bagus, next baru properti meningkat. Kita menghubungi developer, mereka akui pada saat keemasan properti, 50 persen yang membeli rumah untuk kebutuhan sendiri, tapi sebagian besar untuk investasi,” tuturnya.
Jahja menegaskan, untuk menarik pembeli rumah BCA sudah menurunkan suku bunga KPR, bahkan penurunan itu dilakukan sebelum Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuannya.
“Kita sudah turun duluan (bunga KPR) tidak menunggu BI,” ujarnya. (sdk)