Kanal24, Malang – Pelaksanaan haji tahun ini mencatatkan transformasi besar dalam sejarah penyelenggaraannya. Dengan jutaan jemaah yang datang dari berbagai penjuru dunia, efisiensi dan kenyamanan menjadi prioritas utama. Untuk itu, Indonesia melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengadopsi skema berbasis syarikah, sistem baru yang dirancang untuk menjamin layanan lebih terorganisir dan profesional.
Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan respons atas kebijakan transformasi layanan haji yang diterapkan Arab Saudi sejak 2022. “Perubahan ini memastikan setiap jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan yang lebih terstruktur, profesional, dan optimal,” tuturnya, dikutip (14/5/2025)
Sistem berbasis syarikah mengelompokkan jemaah berdasarkan perusahaan penyedia layanan, menggantikan metode berbasis wilayah. Dengan pendekatan ini, koordinasi dan kontrol layanan menjadi lebih mudah.
“Dengan skema ini, kami memastikan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina lebih terorganisir, mulai dari transportasi hingga akomodasi,” jelas Muchlis.
Namun, pelaksanaan skema ini menghadapi tantangan tersendiri, terutama terkait kloter campuran yang terjadi akibat keterlambatan visa dan perubahan manifes. Kondisi ini membuat satu kloter terdiri atas jemaah dari berbagai syarikah. Meski begitu, PPIH memastikan penempatan hotel di Madinah tetap mengacu pada susunan kloter demi kenyamanan.
“Penempatan hotel di Makkah berdasarkan syarikah. Ini juga berlaku untuk layanan puncak haji di Armuzna,” tambah Muchlis.
Terlepas dari penyesuaian sistem, PPIH menjamin hak-hak jemaah tetap terpenuhi. Semua jemaah memperoleh akomodasi sesuai kontrak, konsumsi tiga kali sehari, transportasi antar lokasi, hingga bimbingan ibadah.
Kartu Nusuk yang menjadi identitas penting dalam sistem ini juga telah didistribusikan secara bertahap kepada jemaah.
Muchlis menegaskan, meskipun jemaah dikelompokkan berdasarkan syarikah selama di Makkah, skema kepulangan tetap menggunakan format kloter seperti saat keberangkatan. Hal ini penting untuk menjaga kenyamanan sosial jemaah serta integrasi data.
“Dengan kerja sama yang solid, kami yakin pelaksanaan ibadah haji tahun ini akan berjalan lancar, aman, dan penuh keberkahan,” pungkas Muchlis. (din)