Kanal24, Malang — Sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas musibah banjir bandang yang menerjang wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pada akhir April 2025 lalu, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Se-Malang Raya menyelesaikan tahap awal aksi penggalangan dana untuk membantu para korban yang terdampak langsung bencana tersebut.
Bencana banjir bandang yang melanda Wamena telah menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal, puluhan rumah mengalami kerusakan berat, serta memicu krisis logistik dan kekurangan air bersih. Bahkan, sebagian warga terpaksa tinggal di kandang ternak karena keterbatasan fasilitas penampungan yang layak.
Baca juga:
SBY Ajak Kompak dan Solid Hadapi Perubahan Iklim

Aksi Kemanusiaan dari Malang untuk Papua
Merespons tragedi tersebut, IPMAPA Se-Malang Raya menginisiasi gerakan solidaritas kemanusiaan sejak 30 April hingga 8 Mei 2025. Penggalangan dana dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh elemen mahasiswa Papua yang tergabung dalam 26 paguyuban di bawah naungan IPMAPA.
Aksi dilakukan melalui berbagai metode, di antaranya:
- Aksi ngamen dan turun ke jalan di titik-titik strategis Kota Malang,
- Penggalangan dana digital melalui media sosial,
- Donasi langsung melalui rekening resmi IPMAPA.
Total dana yang berhasil dikumpulkan selama delapan hari penggalangan mencapai Rp9.850.000 (sembilan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah). Dana ini akan disalurkan dalam bentuk bantuan logistik darurat yang meliputi:
- Pakaian layak pakai,
- Makanan siap saji dan bahan pokok,
- Obat-obatan serta perlengkapan kesehatan dasar,
- Perlengkapan kebersihan dan sanitasi.
Pesan Terima Kasih dan Solidaritas
Koordinator Badan Pengurus Harian (BPH) IPMAPA Se-Malang Raya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi. “Terima kasih kepada masyarakat Malang Raya, 26 paguyuban mahasiswa Papua, dan seluruh individu dermawan yang telah menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap saudara-saudari kita di Wamena. Bantuan ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang kepedulian. Setiap rupiah adalah bentuk solidaritas yang sangat berarti,” tutur Ketua Umum IPMAPA Se-Malang Raya, Alius Wandik.
Alius, yang juga merupakan mahasiswa aktif Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, menambahkan bahwa semangat kemanusiaan ini harus dijaga, tak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam memperjuangkan hak-hak dasar manusia di seluruh tanah air, khususnya di Papua.
Ajakan untuk Terus Peduli dan Bersatu
Meskipun masa penggalangan dana untuk korban banjir bandang Wamena telah resmi ditutup, IPMAPA Se-Malang Raya tetap membuka ruang kolaborasi dan donasi lanjutan bagi siapa pun yang ingin turut serta dalam misi kemanusiaan yang lebih luas.

Baca juga:
Dosen Sosiologi UB Dorong Peran Keluarga Tangkal Hoax
“Kami percaya bahwa solidaritas adalah kekuatan terbesar dalam menghadapi segala bentuk krisis. Baik itu bencana alam, pelanggaran hak asasi manusia, maupun persoalan hak hidup orang, lebih khusus lagi di tanah Papua. Kita harus terus saling bantu dan kuatkan. Ketika satu daerah terluka, kita semua ikut merasakannya,” pungkas Alius.
Melalui kegiatan ini, IPMAPA Se-Malang Raya menegaskan bahwa mahasiswa Papua di tanah rantau tak hanya peduli terhadap kondisi kampung halamannya, tetapi juga siap menjadi agen perubahan dan penggerak solidaritas nasional. Semangat gotong royong yang tumbuh dari Malang menjadi simbol bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas geografis. (nid)