Kanal24, Malang – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) berhasil temukan karya riset yang berpotensi besar bagi dunia kesehatan. Bertempat di Auditorium Lantai 6 Gedung Pusat Pendidikan (GPP) FKUB, sidang ujian terbuka disertasi Program Doktor digelar dengan menghadirkan Dr. dr. Nur Hidayati, M.Kes. sebagai promovenda. Ia memaparkan hasil disertasinya yang mengangkat potensi teripang pasir sebagai agen preventif terhadap kanker hepatoseluler (kanker hati).
Di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT-KL (K), M.Kes., penelitian ini mengangkat kekayaan sumber daya laut Indonesia, khususnya teripang pasir, sebagai bahan alam dengan kandungan bioaktif yang berfungsi dalam pencegahan kanker hati. Dalam paparannya, Prof. Hamsu menyebut bahwa hasil penelitian Nur Hidayati menunjukkan hasil signifikan dalam menekan peradangan, mendukung proses autofagi, serta memberikan proteksi terhadap perubahan sel menuju keganasan.
Baca juga:
MMD UB Gelar Nobar Bola Sambil Waspadai Bahaya Pinjol

“Teripang ini bisa dikonsumsi seperti ikan biasa, namun ekstraknya terbukti punya zat aktif kuat untuk mencegah kanker hati. Efeknya sangat baik dalam mencegah inflamasi dan perubahan sel menjadi kanker. Ini berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut bahkan sampai ke hilirisasi produk,” ujar Prof. Hamsu.
Eksplorasi Sumber Daya Laut sebagai Solusi Kesehatan
Dalam penjelasannya, Dr. Nur Hidayati menegaskan bahwa motivasi penelitiannya lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka kematian akibat kanker hati di Indonesia, yang merupakan penyebab kematian kanker tertinggi kedua di tanah air. Upaya preventif melalui pemanfaatan bahan alam lokal menjadi landasan utama disertasi ini.
“Penelitian ini mengeksplorasi efektivitas ekstrak teripang pasir terhadap pencegahan kanker hati pada hewan coba. Kami melihat peluang besar untuk mengembangkan produk ekstrak yang terstandar yang ke depannya dapat digunakan dalam layanan kesehatan sebagai agen preventif, dan bahkan sebagai terapi komplementer bagi pasien kanker hati,” ungkapnya.
Potensi Hilirisasi dan Dampak Sosial Ekonomi
Menariknya, disertasi ini berdampak pada sektor kesehatan dan juga menyimpan potensi besar di bidang ekonomi kelautan. Teripang pasir yang memiliki nilai ekonomi tinggi dapat menjadi komoditas baru yang mendorong pengembangan budidaya perairan. Hidayati menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan Program Studi Budidaya Perairan dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melatih nelayan dalam budidaya teripang, sehingga pasokannya stabil untuk kebutuhan farmasi dan penelitian.
Dengan dasar hasil riset hewan coba yang kuat, ia menargetkan pengembangan riset lebih lanjut hingga tahap uji klinis pada manusia agar hasilnya benar-benar berbasis evidence yang kuat.
Saat ini, ekstrak teripang dari spesies lain telah beredar di pasaran dan dikonsumsi masyarakat sebagai suplemen kesehatan. Namun, ekstrak teripang pasir yang diteliti oleh Nur Hidayati menunjukkan kekhususan terhadap pencegahan kanker hati, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti penderita hepatitis, diabetes, obesitas, perokok, dan mereka yang mengalami gangguan hati kronis.
“Harapan kami, hasil penelitian ini bisa menjadi solusi kesehatan berbasis sumber daya alam lokal, yang tak hanya bermanfaat secara medis, tetapi juga mendorong kemandirian bahan baku obat nasional,” ujar Hidayati.

Baca juga:
Lulus IPK 4.00, Disertasi Doktor FK UB Temukan Terapi Parkinson
Perjalanan Akademik yang Menginspirasi
Perjalanan Nur Hidayati dalam menyelesaikan studi doktoralnya bukanlah tanpa tantangan. Di tengah aktivitas profesional dan tanggung jawab lain, ia tetap berkomitmen menyelesaikan riset yang berkelanjutan dan berdampak besar.
“Beliau sosok pejuang yang tangguh. Meski melalui perjalanan panjang, hasilnya sangat luar biasa dan memuaskan,” tutur Prof. Hamsu menutup sidang dengan pujian terhadap dedikasi promovendanya.
Disertasi ini menjadi bukti bahwa riset dari dunia akademik memiliki potensi nyata untuk menjawab tantangan kesehatan nasional. Dengan dukungan lintas sektor, bukan tidak mungkin teripang pasir Indonesia akan menjadi senjata baru dalam mencegah kanker hati dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (nid/dpa)