Kanal 24, Lumajang –Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD UB) Kelompok 67 menunjukkan komitmen nyata dalam mengangkat kualitas literasi masyarakat pedesaan. Pada Juli 2025, mereka mendirikan sebuah perpustakaan desa bernama “Sumber Ilmu” di Desa Labruk Kidul, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN Tematik Literasi yang digagas melalui kerja sama antara Universitas Brawijaya dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).
Pendirian perpustakaan ini ditujukan untuk menjadi ruang belajar yang nyaman dan terbuka bagi seluruh warga, khususnya anak-anak dan remaja yang masih minim akses terhadap bacaan berkualitas. Lokasi perpustakaan dipilih strategis agar mudah dijangkau masyarakat dan dapat digunakan sebagai pusat kegiatan literasi desa.
Baca juga:
Thailand-UB Kolaborasi Ciptakan Kopi Fermentasi Unggul

Menjawab Tantangan Rendahnya Minat Baca
Masalah literasi menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Data UNESCO menyebutkan bahwa hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki kebiasaan membaca, menunjukkan rendahnya budaya baca di masyarakat. Di tingkat lokal, Kabupaten Lumajang termasuk dalam daerah dengan tingkat literasi rendah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur. Fakta ini memacu semangat mahasiswa MMD UB untuk menghadirkan solusi nyata berupa perpustakaan desa yang dapat diakses dengan mudah dan gratis oleh warga.
“Perpustakaan ‘Sumber Ilmu’ bukan hanya menjadi tempat menyimpan buku, tapi kami harap bisa menjadi ruang bertumbuhnya kebiasaan membaca dan belajar warga,” ujar salah satu anggota Tim MMD UB Kelompok 67.
Kolaborasi dengan Warga dan Perangkat Desa
Proses pembangunan dan penataan perpustakaan melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat. Tim MMD bekerja sama dengan perangkat desa dalam merancang tata ruang, mendata dan mengatur koleksi buku, hingga menghias ruangan agar tampak lebih menarik dan ramah anak. Tak hanya itu, mahasiswa juga memberikan edukasi kepada warga terkait tata kelola perpustakaan berbasis standar Perpusnas, agar fasilitas ini dapat dikelola secara berkelanjutan.
“Anak-anak sangat antusias. Setiap sore, mereka datang ke sini untuk membaca. Kami sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa,” ungkap salah satu perangkat desa Labruk Kidul.
Inovasi Program untuk Meningkatkan Literasi
Tak hanya menyediakan ruang dan koleksi buku, tim mahasiswa juga menggagas sejumlah program inovatif yang mendorong literasi secara menyeluruh. Salah satunya adalah digitalisasi layanan perpustakaan berbasis website sederhana yang memungkinkan warga mengakses informasi koleksi dan kegiatan perpustakaan secara daring.
Program lainnya meliputi pembuatan peta desa digital yang memuat informasi penting seputar fasilitas umum, lokasi lahan pertanian, dan jalur evakuasi bencana. Tim juga menyelenggarakan Kelas Tani Mini, sebuah program literasi pertanian bagi ibu-ibu yang ingin belajar menanam sayur di pekarangan rumah.
Bagi anak-anak, ada kegiatan “Merakit Kipas Sederhana”, sebuah kelas eksperimen sains yang mengajarkan dasar-dasar kelistrikan dengan cara yang menyenangkan dan aplikatif. Kegiatan ini disambut meriah dan berhasil memantik rasa ingin tahu anak-anak terhadap dunia sains dan teknologi.
Baca juga:
SADEWA DESA, Inovasi Smart Tourism dari Dosen UB Tembus Konferensi Internasional
Ruang Tumbuh Bagi Generasi Desa
Dengan hadirnya Perpustakaan “Sumber Ilmu”, mahasiswa MMD UB berharap kebiasaan membaca dan belajar bisa mulai tertanam dalam keseharian warga, terutama generasi muda. Harapannya, perpustakaan ini menjadi tempat membaca dan juga ruang kolaborasi, kreativitas, dan inovasi yang dapat mendorong kemajuan desa dari sisi pendidikan dan pemberdayaan.
“Literasi bukan sekadar soal membaca buku, tapi juga membuka wawasan dan meningkatkan kualitas hidup. Kami ingin perpustakaan ini menjadi langkah awal menuju desa yang lebih maju,” tutup perwakilan Tim MMD UB Kelompok 67.
Perpustakaan “Sumber Ilmu” kini menjadi simbol semangat belajar di Desa Labruk Kidul. Inisiatif ini menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, dan mahasiswa dapat berperan aktif dalam mewujudkannya melalui kolaborasi yang menyentuh langsung masyarakat. (nid/han)