Kanal24, Malang — Program Studi Doktor Fisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematima dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) menggelar acara Diseminasi Karya Disertasi dan Yudisium Doktor Fisika pada Rabu (16/7/2025) bertempat di Ruang Sidang 1, Gedung MIPA Center lantai 5. Acara ini menjadi momentum penting bagi Ir. Moh. Singgih Purwanto, S.Si., M.T. dalam memaparkan hasil disertasinya yang menyoroti keberlangsungan sumber daya air, khususnya mata air di kawasan Kasti, Tuban.
Dengan promotor utama Prof. Drs. Adi Susilo, M.Si., Ph.D., diseminasi ini ini tak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga platform yang mengaitkan kajian ilmiah dengan urgensi pelestarian lingkungan hidup.
Baca juga:
MMD UB Desa Gondosuro Ubah Jelantah Jadi Lilin Wangi

Penelitian yang Menyentuh Isu Kehidupan
Dalam disertasinya Ir. Moh. Singgih Purwanto berfokus pada identifikasi dan konservasi mata air di daerah Keramat, Kecamatan Singgahan dan Montong, Kabupaten Tuban. Ia menjelaskan bahwa mata air tersebut berperan vital sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian. Namun, akibat perubahan fungsi lahan, debit mata air di kawasan tersebut terus mengalami penurunan.
“Air adalah sumber kehidupan, dan jika mata air ini berubah fungsi atau rusak, maka masyarakat akan sangat terdampak. Penelitian ini saya kembangkan menggunakan metode fisika, salah satunya dengan pendekatan PLN dan pengukuran geofisika untuk mengetahui kondisi bawah permukaan,” ujar Singgih saat pemaparan.
Ia menambahkan bahwa pendekatan ini dapat dikembangkan untuk daerah-daerah lain yang memiliki permasalahan serupa, dan hasil riset ini diharapkan bisa menjadi acuan pemerintah daerah maupun pelaku industri dalam pengelolaan berkelanjutan.
Apresiasi dari ITS Dorong Keberlanjutan
Dr. Machsus, ST., MT., Wakil Rektor II ITS, menyampaikan apresiasinya terhadap substansi riset yang dianggap strategis dan berdampak nyata terhadap lingkungan. Ia menilai bahwa topik yang diangkat oleh Singgih sangat relevan dengan isu krisis air yang tengah dihadapi banyak daerah, termasuk akibat berkurangnya tutupan vegetasi.
“Diseminasi ini memperlihatkan bahwa universitas tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga kontribusi ilmiah yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Saya berharap riset ini tidak berhenti di meja sidang, tetapi berlanjut pada aksi nyata di lapangan dan kolaborasi lintas sektor,” ungkapnya.
Menurut Dr. Machsus, kelulusan sebagai doktor bukanlah akhir, tetapi awal dari pengabdian yang lebih konkret dan berdampak langsung pada masyarakat.
Harapan untuk Pemerintah dan Masyarakat
Prof. Adi Susilo, selaku promotor, menegaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pemerintah daerah, khususnya dalam menjaga keberlanjutan mata air. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan berbasis ilmu pengetahuan agar sumber daya air yang tersisa tidak hanya terawat, tetapi juga berkelanjutan bagi generasi mendatang.
“Disertasi ini sangat baik karena mengangkat masalah lingkungan yang sangat relevan. Diharapkan hasil ini tidak berhenti sebagai akademik semata, tetapi ditindaklanjuti oleh pemerintah dan pelaku bisnis agar mata air di Jawa Timur, khususnya Tuban, tetap lestari,” tegasnya.
Baca juga:
Disertasi FMIPA UB Hadirkan Model Matematika Prediksi Panen Udang-Kepiting
Acara diseminasi ditutup dengan prosesi yudisium yang secara resmi menyatakan Ir. Moh. Singgih Purwanto sebagai Doktor Fisika dari Universitas Brawijaya. Ia diharapkan menjadi pionir dalam mengembangkan ilmu fisika untuk kepentingan lingkungan hidup, khususnya melalui pemetaan dan pelestarian mata air.
Ke depan, riset ini diharapkan tidak hanya menjadi kontribusi ilmiah, tetapi juga menginspirasi kebijakan publik yang lebih ramah lingkungan dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat lokal. (nid/dpa)