Kanal24, Malang — Menyambut tahun ajaran baru 2025, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) membawa semangat perubahan ke Desa Lumbangsari, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mereka menghadirkan inovasi pendidikan bertajuk “Kelas Kreatif” yang ditujukan bagi siswa sekolah dasar sebagai bagian dari upaya memperkuat kualitas pembelajaran yang holistik dan menyenangkan.
Program ini tidak sekadar menjadi pengisi waktu jelang kegiatan sekolah dimulai, tetapi menjadi sarana nyata dalam mendorong pembentukan karakter, keterampilan, dan kecerdasan anak sejak dini. Pelaksanaan program berlangsung intensif selama sepekan penuh di SDN Lumbangsari 2 dan diikuti oleh seluruh jenjang kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6.
Baca juga:
MMD UB Kenalkan Seni Rupa Lewat Tanah Liat
“Kelas Kreatif ini kami rancang secara menyeluruh dengan fokus pada tiga aspek penting dalam pembelajaran, yaitu psikomotorik, afektif, dan kognitif,” ujar Mauliddyah Nur Aulia, Koordinator Desa KKN FIA UB di Lumbangsari, saat ditemui di sela kegiatan.

Membangun Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Sebanyak 19 mahasiswa FIA UB diterjunkan dalam program ini dengan pembagian tiga hingga empat mahasiswa per kelas. Pendekatan personal dan interaktif menjadi kunci metode pengajaran mereka. Setiap materi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenjang dan dikemas secara kreatif agar mudah dipahami dan menyenangkan untuk diikuti.
Kegiatan yang dilakukan pun beragam, mulai dari belajar sambil bermain, diskusi kelompok, praktik keterampilan, hingga sesi penguatan karakter. Antusiasme para siswa terlihat dalam setiap sesi pembelajaran, menunjukkan bahwa pendekatan yang humanis dan menyenangkan mampu meningkatkan semangat dan konsentrasi belajar mereka.
Puncak Kegiatan: Ekspresi Seni dan Kreativitas
Kelas Kreatif mencapai puncaknya pada dua kegiatan spesial yang digelar berturut-turut. Pada Rabu, 16 Juli 2025, siswa kelas 1 hingga 3 mengikuti sesi mewarnai massal, sedangkan siswa kelas 4 hingga 6 berpartisipasi dalam aktivitas keterampilan membuat mozaik. Kegiatan ini tidak hanya melatih motorik halus dan kreativitas, tetapi juga membangun kerja sama dan rasa percaya diri siswa.
Puncak acara ditutup pada Jumat, 18 Juli 2025, melalui kegiatan Gebyar Seni MPLS. Acara ini menjadi ajang bagi para siswa untuk menunjukkan bakat seni mereka melalui pertunjukan tari, musik, dan puisi. Panggung sederhana yang disusun di halaman sekolah seketika berubah menjadi ruang apresiasi dan kebanggaan bagi para peserta didik.
“Kami ingin anak-anak merasa dihargai dan percaya diri dengan kemampuan mereka. Gebyar Seni ini menjadi bentuk dukungan atas ekspresi dan kreativitas mereka,” jelas Mauliddyah.
Selaras dengan SDGs: Pendidikan Inklusif dan Berkualitas
Program Kelas Kreatif ini juga menjadi wujud dukungan konkret terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, yaitu pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkesetaraan. Melalui inisiatif ini, mahasiswa FIA UB membuktikan bahwa keterlibatan aktif pemuda dalam pembangunan masyarakat, terutama di bidang pendidikan, bisa memberi dampak nyata.
Respons positif dari para siswa dan guru menjadi bukti bahwa pendekatan pembelajaran yang kreatif dan humanis bisa menjadi jembatan menuju pendidikan yang lebih bermakna. Para guru pun berharap program serupa dapat terus dikembangkan, bahkan diintegrasikan ke dalam sistem pembelajaran reguler sekolah.
Baca juga:
Raih IPK 4.00, Rizal Zuhdi Tuntaskan Magister dalam Setahun
Menabur Harapan di Tanah Lumbangsari
KKN tidak lagi sebatas pengabdian temporer, tetapi menjadi sarana menabur harapan dan membangun masa depan. Kelas Kreatif menjadi cermin semangat mahasiswa untuk terlibat langsung dalam transformasi sosial melalui pendidikan.
“Kami berharap apa yang kami lakukan hari ini bisa menjadi bekal jangka panjang bagi anak-anak di sini. Mungkin sederhana, tapi dari sinilah perubahan bisa dimulai,” pungkas Mauliddyah penuh harap.
Dengan semangat kolaborasi, kepedulian, dan inovasi, mahasiswa FIA UB meninggalkan jejak yang tak hanya dikenang, tetapi juga memberi inspirasi bagi pembangunan pendidikan di desa. Kelas Kreatif di Lumbangsari menjadi bukti bahwa masa depan gemilang bisa dimulai dari ruang kelas yang penuh tawa dan warna. (nid)