Kanal24, Malang – Dalam upaya memperkuat metodologi penelitian budaya berbasis ilmiah, Pusat Studi Pesantren Universitas Brawijaya (UB) menggelar Workshop The Scientific Study of Culture pada Kamis (24/7/2025). Acara ini menghadirkan narasumber internasional, Dr. Jochem van den Boogert, dosen dari Faculty of Humanities, Universiteit Leiden, Belanda.
Kegiatan ini digelar sebagai respons atas pentingnya pendekatan yang tepat dalam memahami dan meneliti budaya, terutama dalam konteks pesantren sebagai salah satu kekayaan budaya khas Indonesia. Dalam sambutannya, Ketua Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat DRPM UB, Mokhamad Nur, S.T.P., M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman konseptual dan metodologis terhadap kebudayaan.
“Jadi intinya kita ingin memperkuat metodologi atau cara kita meneliti budaya. Harapannya, perspektif kita dalam melihat budaya pesantren menjadi lebih baik dan benar secara ilmiah,” ujar Mokhamad Nur.
Ia menjelaskan bahwa peserta workshop terdiri dari para peneliti internal Universitas Brawijaya, peneliti dari Pusat Studi Pesantren, serta perwakilan dari lembaga lain seperti UIN. Workshop ini diharapkan menjadi ruang penguatan kapasitas riset kebudayaan yang tidak hanya berdampak nasional, tetapi juga mampu menjangkau audiens internasional.
“Budaya pesantren merupakan topik yang penting dan bernilai tinggi. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengemas dan melestarikannya agar lebih dikenal secara luas, tidak hanya di Indonesia tapi juga di level internasional,” tambahnya.
Dalam diskusi, Dr. Jochem van den Boogert memaparkan bahwa studi tentang kebudayaan selama ini terlalu bergantung pada asumsi mengenai universalitas agama. Ia menilai bahwa anggapan setiap kebudayaan memiliki unsur religius atau bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan terhadap religiositas adalah pemahaman yang sudah tidak dapat dipertahankan secara akademik.
“Dengan menganalisis bagaimana studi agama menggunakan definisi tentang agama, serta melihat hipotesis agama sebagai penjelasan kosmik, terlihat jelas bahwa pendekatan ini tidak cukup menjelaskan keragaman budaya secara objektif,” papar Jochem.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi Pusat Studi Pesantren UB untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah dalam ranah sosial-budaya pesantren. Budaya pesantren yang kaya, unik, dan sarat nilai lokal, menjadi objek penting yang tidak hanya layak diteliti, tetapi juga membutuhkan metode yang akurat dan kontekstual.
“Dengan hadirnya pakar internasional seperti Dr. Jochem, kami berharap riset-riset di lingkungan pesantren UB dapat lebih sistematis, terarah, dan berbasis pada pendekatan akademik global,” pungkas Mokhamad Nur.(Din)