Kanal24, Malang – Upaya pencegahan stunting terus menjadi perhatian di tingkat desa. Melalui pendekatan edukatif dan kuliner, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas kegiatan bertajuk “Protein Unggul dari Peternakan” yang menyasar warga Desa Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi protein hewani, khususnya dari ayam, dalam mencegah stunting pada anak.
Jumat (18/7/2025), suasana Posyandu Melati 17 tampak lebih semarak dari biasanya. Sejak pagi, sebanyak 30 warga, mayoritas ibu-ibu muda dan kader posyandu, berkumpul untuk mengikuti cooking class serta edukasi gizi yang dipandu oleh Rafael Hario Rivandi, mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan UB. Ia hadir bersama dosen pembimbing lapangan, Nimatul Izza, STP., MT., Ph.D.
Kegiatan utama yang menarik perhatian peserta adalah demonstrasi memasak wonton ayam, sebuah olahan sehat berbahan dasar dada ayam yang dikemas dalam kulit pangsit, direbus, dan disajikan bersama kuah gurih. Menu ini diperkenalkan sebagai alternatif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang tinggi protein dan mudah diterapkan di rumah.

“Kami ingin mengenalkan olahan ayam yang berbeda tapi tetap mudah dan disukai anak-anak. Wonton ayam ini bisa jadi pilihan sehat dan menarik, sekaligus membantu pemenuhan gizi harian keluarga,” jelas Rafael saat membuka sesi demonstrasi.
Antusiasme warga terlihat dari keterlibatan aktif mereka selama sesi berlangsung. Ketua Posyandu Melati 17, Ibu Ambar, mengapresiasi kegiatan yang dianggap sangat bermanfaat.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk kami para ibu. Tidak hanya belajar resep baru, tapi juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi untuk anak-anak agar tidak terkena stunting,” tuturnya.

Selain cooking class, peserta juga mendapatkan materi edukasi seputar stunting. Materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan pendekatan dialogis, sehingga mudah dipahami. Mereka diajak mengenali tanda-tanda stunting, penyebabnya, serta strategi pencegahan melalui pola makan seimbang, terutama dengan asupan protein hewani yang cukup.
Untuk memperkuat dampak keberlanjutan program, panitia membagikan booklet sederhana berisi informasi mengenai stunting dan resep lengkap wonton ayam yang dapat dipraktikkan di rumah masing-masing atau dibagikan ke sesama warga.
Program ini tidak hanya memberikan solusi praktis dan edukatif, namun juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa poin ke-3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Melalui langkah sederhana yang membumi, mahasiswa UB turut mendorong peningkatan kualitas kesehatan keluarga berbasis komunitas desa.(Din/Raf)