Kanal 24, Malang – Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menjadi saksi semangat mahasiswa KKN FIA Universitas Brawijaya dalam mengangkat kembali potensi sejarah lokal yang mulai terlupakan. Situs Umpak Krapyak dan Makam Mbah Reso, dua lokasi bersejarah di desa tersebut, kini kembali dikenal masyarakat berkat program kerja mahasiswa KKN kelompok 03.
Program ini berada di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos., M.AB. Selama pelaksanaan KKN, para mahasiswa melakukan riset lapangan, mendokumentasikan informasi sejarah dari warga, serta menyusun strategi promosi budaya dengan pendekatan edukatif dan partisipatif.
Baca juga:
Program DM FTP UB Latih Santri jadi Wirausahawan Pangan
Menggali Sejarah dari Warga
Mahasiswa mendapatkan banyak informasi penting melalui wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, salah satunya Pak Slamet. Ia menceritakan nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam situs Umpak Krapyak dan Makam Mbah Reso yang selama ini jarang diketahui generasi muda.
“Ada situs bersejarah yang perlu dikenalkan kembali ke masyarakat,” ujar Pak Slamet. “Kalau bukan generasi muda, siapa lagi yang akan peduli?”
Cerita-cerita tersebut menjadi dasar bagi tim KKN untuk menyusun konten edukatif yang disampaikan kepada masyarakat secara langsung maupun melalui media sosial.
Pasar Jadul sebagai Media Edukasi dan Pelestarian
Salah satu program unggulan mahasiswa adalah penyelenggaraan Pasar Jadul yang bertempat di kawasan sekitar situs. Kegiatan ini mengusung nuansa tempo dulu dan menghadirkan berbagai elemen budaya lokal, seperti jajanan tradisional, permainan anak, hingga warga yang mengenakan busana khas masa lalu.
Pasar Jadul bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana mengenalkan situs bersejarah kepada warga. Pengunjung mendapat informasi seputar sejarah situs Umpak Krapyak dan peran tokoh seperti Mbah Reso yang menjadi bagian dari narasi lokal desa Jenggolo.
Sentuhan Digital untuk Sejarah Lokal
Menyadari pentingnya media sosial sebagai alat komunikasi lintas generasi, tim KKN juga membuat konten digital tentang Situs Umpak Krapyak dan Makam Mbah Reso. Mereka menyusun narasi berbasis hasil riset lapangan, wawancara dengan tokoh desa, dan dokumentasi visual, lalu membagikannya lewat platform Instagram dan TikTok.
Baca juga:
Mahasiswa PSDKU UB Kediri Ubah Limbah Kulit Nanas Jadi Sabun
Langkah ini terbukti efektif. Antusiasme warga meningkat, tak hanya dari generasi tua, tetapi juga dari kalangan muda yang mulai penasaran dan ingin mengenal lebih dekat sejarah desanya.
Menyemai Kepedulian Sejak Dini
Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-11, yaitu mewujudkan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Pelestarian situs sejarah dan budaya lokal menjadi bagian penting dalam membangun kesadaran kolektif terhadap nilai-nilai warisan leluhur.
Melalui pendekatan partisipatif, edukatif, dan kreatif, mahasiswa KKN FIA UB tidak hanya belajar di tengah masyarakat, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga identitas desa. Program ini menjadi contoh nyata bahwa pelestarian budaya bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang berdampak besar.