Kanal24, Malang – Masa pubertas menjadi fase penting dalam pertumbuhan remaja, namun tidak semua anak mendapat akses informasi yang cukup dan tepat. Untuk menjawab kebutuhan ini, Amalia Nugrahaningtyas, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, mengadakan kegiatan edukasi bertajuk “Kenali Dirimu, Jaga Masa Depanmu” pada (22/07/2025) di SMP Negeri 5 Satu Atap (Satap) Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja individu dalam rangka Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 yang bertujuan memberikan sosialisasi edukasi seksual sehat kepada siswa-siswi SMP, khususnya kelas 7 hingga 9, yang tengah berada dalam fase awal pubertas.
Baca juga:
MMD UB Perbarui Company Profile Desa Wonorejo dengan Voice Over Inggris
Remaja Perlu Dibekali Ilmu, Bukan Dibiarkan Bingung
Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan edukatif dan dialogis. Materi disampaikan menggunakan media visual berupa slide dan poster, yang memuat informasi tentang perubahan tubuh saat pubertas, pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, batasan tubuh pribadi, serta penjelasan mengenai konsep persetujuan (consent).
Kegiatan ini menyasar siswa usia remaja awal karena pada usia ini banyak anak mulai mengalami perubahan fisik dan emosional, tetapi belum semuanya memiliki pemahaman yang tepat tentang apa yang terjadi pada tubuh mereka, apalagi terkait hak atas tubuh sendiri dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Edukasi Seksual: Bukan Tabu, Tapi Kebutuhan
Melalui penyampaian materi yang komunikatif dan menggunakan bahasa yang sederhana, para siswa diajak untuk berdiskusi secara terbuka namun tetap dalam suasana yang nyaman dan aman. Beberapa topik yang dibahas meliputi:
- Perubahan biologis dan emosional saat pubertas
- Kebersihan dan kesehatan organ reproduksi
- Konsep batasan tubuh pribadi
- Pentingnya persetujuan dalam relasi sosial
Para peserta juga diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan, baik secara langsung maupun anonim, agar mereka tetap merasa aman dan tidak malu saat ingin mengetahui sesuatu yang sensitif.
Kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai upaya peningkatan pemahaman, tetapi juga menjadi langkah preventif terhadap permasalahan yang rentan dihadapi remaja, seperti pergaulan bebas, pelecehan seksual, hingga pernikahan dini.
Mendukung SDGs dan Masa Depan Remaja
Program ini turut berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya:
- SDG 3: Good Health and Well-Being
- SDG 5: Gender Equality
Dengan menanamkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan mental secara seimbang serta memahami kesetaraan dalam relasi sosial, program ini membantu membentuk remaja yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terkait tubuh dan masa depan mereka.
Pengenalan konsep persetujuan (consent), batasan fisik, serta perlakuan setara antara laki-laki dan perempuan menjadi upaya nyata untuk menciptakan generasi yang saling menghargai dan bebas dari diskriminasi berbasis gender.
Tantangan: Edukasi Seksual Masih Dianggap Asing
Meskipun sudah dirancang dengan pendekatan yang komunikatif, pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan bahwa sebagian siswa masih kurang aktif dalam menyimak dan merespons materi. Hal ini menunjukkan bahwa topik edukasi seksual masih dianggap tabu di lingkungan sekolah, bahkan oleh remaja itu sendiri.
Minimnya literasi seksual yang sehat menyebabkan pemahaman mereka terkait isu-isu kesehatan reproduksi, batasan tubuh, dan persetujuan masih sangat rendah. Kondisi ini menunjukkan pentingnya peningkatan intensitas dan kesinambungan program edukasi seksual, tidak hanya di sekolah, tetapi juga melalui dukungan keluarga.
Poster Edukatif Jadi Pengingat Jangka Panjang
Sebagai bentuk tindak lanjut kegiatan, Amalia menyerahkan poster edukatif kepada pihak sekolah untuk dipasang di papan mading. Poster ini dirancang berisi informasi penting yang dapat diakses kapan saja oleh siswa, seperti:
Baca juga:
Mahasiswa UB Kembangkan Aplikasi Edukasi Green Village di Argosuko
- Penjelasan tentang masa pubertas
- Cara menjaga kebersihan organ reproduksi
- Batasan tubuh pribadi
- Konsep persetujuan (consent)
Harapannya, poster ini dapat menjadi penguat dari materi yang disampaikan dalam sosialisasi dan mendorong siswa untuk terus belajar mengenai isu-isu tersebut secara mandiri.
Melalui program ini, Amalia dan MMD UB membuktikan bahwa pendekatan yang inklusif, komunikatif, dan berbasis usia sangat dibutuhkan dalam mendidik remaja masa kini. Edukasi seksual bukan lagi hal yang tabu, tetapi justru menjadi fondasi penting untuk menjaga kesehatan, martabat, dan masa depan anak-anak Indonesia. (han)