Kanal24, Lumajang – Suasana Balai Desa Banyuputih Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, pada Rabu (23/7) dipenuhi tawa, tepuk tangan, dan semangat anak-anak. Festival Apresiasi Literasi Anak yang digagas oleh Kelompok 75 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya menjadi momen spesial bagi warga desa untuk merayakan Hari Anak Nasional sekaligus menggelorakan semangat literasi di kalangan generasi muda.
Festival ini mengangkat tema “Mimpi dan Harapan Anak Negeri”, sebagai bentuk ruang ekspresi bagi anak-anak untuk menyampaikan cita-cita dan imajinasi mereka melalui karya seni dan sastra. Tema tersebut sejalan dengan semangat Hari Anak Nasional yang menekankan pentingnya mendengarkan aspirasi anak-anak sebagai calon pemimpin masa depan.
Baca juga:
UB dan Kementerian PPMI Sinergi Bentuk Migran Center

Kegiatan ini diinisiasi di bawah bimbingan Dr. Jaisy Aghniarahim Putritamara, S.Pt., M.P. dan menyasar anak-anak usia sekolah dasar di Desa Banyuputih Kidul. Tidak hanya anak-anak, guru, orang tua, dan perangkat desa turut menjadi mitra pendukung dalam menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan. Festival ini juga menjadi puncak dari rangkaian program literasi yang sebelumnya telah dilaksanakan, seperti kelas membaca kreatif di malam hari dan pelatihan menulis sederhana.
Beragam kegiatan digelar untuk mengasah kreativitas dan rasa percaya diri anak-anak, mulai dari lomba mewarnai, lomba cipta dan baca puisi, hingga pameran karya seni anak. Karya-karya tersebut dipamerkan kepada masyarakat sebagai bentuk apresiasi terhadap bakat dan imajinasi anak-anak.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin anak-anak merasa bahwa belajar itu menyenangkan, bahwa mereka punya ruang untuk bermimpi dan didengar,” ujar Dimas, Koordinator Kelompok 75 MMD Universitas Brawijaya. Senada dengan itu, pembimbing program, Dr. Jaisy Aghniarahim Putritamara, menegaskan pentingnya membentuk ekosistem literasi di desa. “Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga membentuk karakter anak menjadi lebih ekspresif, kritis, dan berdaya,” ujarnya.
Antusiasme masyarakat begitu terasa. Orang tua, guru, dan perangkat desa memberikan dukungan penuh. Salah satu orang tua peserta, Ibu Rini, mengaku bangga melihat putrinya berani tampil membacakan puisi di depan umum. “Saya tidak menyangka anak saya bisa tampil percaya diri seperti itu. Ini pengalaman berharga yang memotivasi mereka untuk terus belajar dan berkarya,” ungkapnya.

Baca juga:
Mahasiswa UB Edukasi Warga Losari Kelola Limbah Jadi Usaha
Festival ini berhasil melibatkan 40 siswa yang aktif berkontribusi dalam kegiatan literasi. Hasil karya mereka terdokumentasi dan dibagikan melalui media sosial sebagai inspirasi bagi desa-desa lain. Selain itu, kegiatan ini memunculkan kesadaran kolektif tentang pentingnya membiasakan membaca dan menulis sejak usia dini.
Untuk keberlanjutan, Kelompok 75 MMD UB merekomendasikan pendampingan jangka panjang dengan melibatkan sekolah, pemerintah desa, dan komunitas literasi lokal. Harapannya, gerakan literasi desa dapat menjadi agenda tahunan yang memperkuat visi “Anak Cerdas, Desa Hebat” – membangun desa tidak hanya dengan infrastruktur, tetapi juga dengan sumber daya manusia yang berkualitas sejak dini. (nid)