Kanal24, Malang – Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya kembali menghadirkan inovasi berbasis potensi lokal yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Kelompok 32 MMD melaksanakan pelatihan pembuatan pengharum ruangan alami dari kulit jeruk, sebagai upaya mengubah limbah organik menjadi produk bernilai jual dan mendukung konsep desa wisata ramah lingkungan.
Kegiatan ini mengusung tema “Pemanfaatan Kulit Jeruk Menjadi Pengharum Ruangan sebagai Daya Tarik Desa Wisata Ramah Lingkungan” dan melibatkan ibu-ibu PKK Desa Ngadireso sebagai peserta utama. Mereka dinilai memiliki peran penting dalam pengelolaan rumah tangga sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di tingkat desa.
Baca juga:
MMD UB Gelar Festival Literasi Anak di Banyuputih Kidul Lumajang

Pelatihan Sederhana, Bahan Aman, Hasil Menarik
Pelatihan dilaksanakan pada Kamis, 10 Juli 2025 pukul 10.30 WIB di Balai Desa Ngadireso. Mahasiswa mengenalkan teknik pembuatan pengharum ruangan menggunakan kulit jeruk yang dikombinasikan dengan bahan tambahan seperti alkohol dan air—semuanya mudah didapat, aman bagi kesehatan, dan ramah lingkungan.
Program ini dipimpin oleh Meita Zahara selaku penanggung jawab, dengan bimbingan Yuniar Ponco Prananto, S.Si., M.Sc., Ph.D., dosen pembimbing lapangan. Sebanyak 13 mahasiswa dari berbagai jurusan Universitas Brawijaya turut menjadi pelaksana kegiatan.
Antusiasme Warga dalam Mengelola Limbah Organik
Selama proses pelatihan, peserta belajar mengolah kulit jeruk yang biasanya dibuang begitu saja menjadi produk bernilai tambah. Bu Lika, salah satu anggota PKK, mengungkapkan apresiasinya, “Saya sangat senang dengan adanya kegiatan pelatihan ini, semoga bermanfaat bagi ibu-ibu semuanya dan dapat diimplementasikan serta bisa dipasarkan lagi.”
Mahasiswa juga membagikan hasil pengharum ruangan yang sudah jadi kepada peserta sebagai contoh produk yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Baca juga:
UB dan UMY Perkuat Kolaborasi Kemahasiswaan Lewat Studi Banding
Dampak Ekonomi Sirkular dan Harapan Keberlanjutan
Program ini diharapkan menjadi langkah awal lahirnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah organik serta memicu munculnya inisiatif wirausaha lokal. Menurut Meita Zahara, “Kami ingin program ini tidak berhenti di pelatihan saja, tapi bisa menjadi langkah awal masyarakat untuk berinovasi dan mandiri secara ekonomi.”
Dengan pendekatan partisipatif, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi mahasiswa, akademisi, dan warga mampu menciptakan inovasi yang memberi dampak positif sekaligus berkelanjutan bagi Desa Ngadireso. (nid)