Kanal24, Blitar – Persaingan inovasi antar daerah kian ketat, terlebih dengan adanya Innovative Government Award (IGA) dari Kementerian Dalam Negeri yang menjadi tolok ukur keberhasilan pemerintah daerah membangun ekosistem inovasi. Di tengah tantangan peningkatan pelayanan publik dan efisiensi tata kelola, Kabupaten Blitar mencatat lompatan signifikan.
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Blitar, melalui kerja sama strategis dengan Universitas Brawijaya (UB), berhasil meraih penghargaan IGA 2024 sekaligus Dana Insentif Daerah (DID) dari pemerintah pusat.
IGA diberikan berdasarkan skor kematangan Indeks Inovasi Daerah (IID) yang mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan inovasi. Tahun ini, IID Kabupaten Blitar mencapai 72,59 poin—naik 11,17 poin dari 61,42 poin pada 2023—melampaui target daerah sebesar 70,15 poin dan menempatkan Blitar di peringkat 23 nasional.
Kenaikan skor ini tidak lepas dari kerja sama UB dan Bappedalitbang yang telah berjalan sejak 2023. Fokusnya ada dua: melakukan kajian strategi peningkatan IID melalui pembentukan ekosistem inovasi daerah, serta pendampingan teknis pengisian dan upload dokumen IID di sistem Kemendagri. Tahap verifikasi dan validasi dokumen menjadi kunci penting, karena berdampak langsung pada perolehan nilai setiap indikator.
“Ekosistem inovasi daerah ini sangat penting untuk membangun karakter dan perilaku inovatif ASN dalam memecahkan berbagai persoalan tata kelola birokrasi, pelayanan publik, dan masalah sosial daerah lainnya,” ujar Susenohaji, Ketua Tim Kajian dari UB.
Menurutnya, penerapan ekosistem harus melibatkan semua aktor sesuai peran masing-masing, dengan kebijakan reward dan punishment yang jelas. Perangkat daerah yang memenuhi target inovasi berhak mendapatkan penambahan anggaran, sementara ASN berprestasi bisa memperoleh tambahan tunjangan penghasilan. Sebaliknya, unit yang gagal memenuhi target akan mengalami pengurangan pagu anggaran.
Kerja sama ini membuahkan empat capaian utama:
- Jumlah inovasi meningkat dari 189 inovasi pada 2023 menjadi 215 pada 2024.
- Kenaikan skor IID berturut-turut dari 55,52 poin (2022), 61,42 poin (2023), hingga 72,59 poin (2024).
- Nilai penilaian mandiri IID naik dari rata-rata 75 poin (2023) menjadi 103 poin (2024).
- Peringkat nasional IID melesat dari posisi 77 (2022) ke 32 (2023), lalu menjadi 23 besar pada 2024.
Susenohaji optimistis jika pilar-pilar ekosistem inovasi ini terus dijaga, Kabupaten Blitar akan kembali mencatat kenaikan peringkat secara signifikan. “Ekosistem inovasi daerah ini secara langsung dan tidak langsung akan berdampak terhadap kualitas tata kelola birokrasi dan pelayanan publik, sehingga mampu mempercepat pencapaian visi, misi, dan tujuan pemerintah daerah,” tegasnya.
Sebagai penutup, model ekosistem inovasi daerah yang dikembangkan bersama UB ini diharapkan dapat menjadi role model bagi pemerintah daerah lain di Indonesia, menunjukkan bahwa dengan sinergi dan strategi yang tepat, inovasi dapat menjadi motor percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.