Kanal24 – Perubahan zaman yang cepat, perkembangan teknologi yang pesat, dan ancaman krisis lingkungan menjadi pesan utama yang disampaikan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof. Widodo saat menyambut 17.133 mahasiswa baru pada Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) atau Rangkaian Jelajah Almamater Brawijaya (RAJA Brawijaya) 2025, Senin (11/8/2025).
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menegaskan bahwa mahasiswa baru perlu bertransformasi dari pelajar menjadi pribadi yang dewasa, independen, dan mandiri.“Intinya kita ingin mengajak tahun mahasiswa baru kita yang awalnya pelajar kemudian menjadi mahasiswa yang dalam kategori sudah dewasa, independen dan bisa mandiri,” ujarnya.
Menurutnya, transisi ini penting agar mahasiswa siap menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Ia menekankan bahwa kampus memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi, terutama di bidang digital dan kecerdasan buatan.
“Sehingga khususnya bagaimana kita memberikan kesempatan buat adik-adik untuk bisa meningkatkan kompetensinya khususnya di bidang digital seluruh bidang, artificial intelligence seluruh bidang, kita harus memahami,” imbuhnya.

Prof. Widodo juga mengingatkan bahwa kondisi lingkungan saat ini sudah banyak tercemar. Karena itu, ia mengajak mahasiswa untuk mengutamakan prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas dan pengelolaan.
“Itu yang kita tegankan dan juga yang paling penting juga hidup sekarang lingkungannya sudah banyak tercemar sehingga seluruh aktivitas dan juga manajemen harus berperdoman untuk sustainability,”
Tahun ini, PKKMB UB mengusung tema “Membangun Generasi Intelektual yang Berakhlak Mulia, Adaptif, dan Tangguh Menuju Indonesia Emas 2045”. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, dengan sekitar 6.000 mahasiswa baru (MABA) hadir di tiga venue utama kampus — Samantha Krida, Sport Center Pertamina, dan Auditorium — sementara lebih dari 11.000 lainnya mengikuti secara daring dari berbagai lokasi.
Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2025, Amelia Rizky Ramadhan, menjelaskan bahwa digitalisasi menjadi wajah utama PK2MABA tahun ini.
“Tahun ini penugasan lebih banyak berbasis digital dan paperless. Kami membangun Integrated System Raja Brawijaya, website internal untuk memantau progres kerja, notulensi, hingga absensi berbasis QR Code. Semua ini kami rancang agar koordinasi lebih efektif dan efisien,” tutur Mahasiswa FIA UB.

Bagi Amelia, inovasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan generasi muda UB beradaptasi di era yang serba cepat.
“PK2MABA adalah gerbang adaptasi dari SMA ke dunia kampus. Kami ingin MABA bisa mengenal lingkungannya, mengeksplorasi peluang, dan menemukan dunia baru mereka di UB,” tambahnya.
Sementara itu Direktur Kemahasiswaan UB, Dr. Sujarwo, S.P., M.P., menegaskan bahwa PK2MABA memiliki misi besar membentuk mahasiswa yang unggul secara akademik sekaligus berkarakter kuat. “Kami ingin mahasiswa berkembang dengan kreativitas dan kemampuan terbaiknya, sambil tetap menjaga moralitas. Inilah bekal untuk menjadi generasi emas Indonesia di 2045,” ujarnya.
Tahun ini, UB membentuk 72 kluster MABA lintas fakultas, yang diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dan rasa saling menghargai antar mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.
Selain untuk mahasiswa sarjana, UB juga menetapkan tema khusus untuk pascasarjana, yaitu “Mewujudkan Cendekiawan Profesional Berintegritas dan Inovatif untuk Transformasi Indonesia Emas 2045”, yang menekankan pentingnya integritas dan inovasi riset demi kemajuan bangsa.
RAJA Brawijaya 2025 menjadi bukti bahwa tradisi dan inovasi dapat berjalan seiring, membentuk generasi mahasiswa yang siap menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga keberlanjutan untuk masa depan.(Din)