Mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB) diingatkan untuk mengambil peran penting dalam mengawal visi Indonesia Emas 2045. Pesan tersebut disampaikan Prof. Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Kabinet Indonesia Maju, saat memberikan pembekalan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) RAJA Brawijaya 2025 di hadapan ribuan mahasiswa, Senin (11/8/2025).
Menurut Mahfud, Indonesia Emas yang dicita-citakan bukan sekadar slogan, tetapi tujuan konstitusi: Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Berdasarkan proyeksi ilmiah pemerintah, pada tahun 2045 tidak akan ada lagi kemiskinan ekstrem, dan angka kemiskinan relatif hanya sekitar 2–3 persen. Kondisi tersebut, katanya, memungkinkan negara untuk menanggung beban melalui bantuan sosial.
“Sekarang orang miskin di Indonesia menurut BPS jumlahnya 24 juta lebih, dengan garis kemiskinan sekitar Rp 19.500 per hari. Tapi kalau memakai ukuran Bank Dunia atau IMF, jumlahnya mencapai 172 juta karena hitungan per dolar. Pada 2045 nanti, angka itu bisa turun tinggal 2 persen,” ujarnya.
Mahfud juga memaparkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan mencapai 23.950 USD, meningkat tajam dari saat ini yang baru sekitar 5.000 USD. Posisi tersebut akan menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi keempat atau kelima dunia, sejajar dengan raksasa ekonomi seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Namun, ia menekankan bahwa semua target itu hanya akan tercapai jika generasi muda bersedia bekerja keras, menjaga kejujuran, dan memegang teguh persatuan. Ia bahkan mengutip peringatan Presiden Prabowo Subianto bahwa Indonesia bisa menghadapi risiko besar pada 2030 jika masalah korupsi, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial dibiarkan.
“Kalau korupsi dibiarkan, hukum tidak tegak, kesenjangan sosial tetap lebar, dan kemiskinan terus dipelihara, maka ancaman itu nyata. Karena itu, mari bantu Presiden memberantas korupsi, menegakkan hukum dan keadilan, serta memeratakan sumber daya ekonomi agar dinikmati masyarakat dengan baik,” tegasnya.
Modal Besar yang Dimiliki Indonesia
Di hadapan mahasiswa baru, Mahfud menguraikan kekayaan sumber daya alam dan demografi Indonesia. Dengan 17.580 pulau — 16.100 di antaranya sudah terdaftar di PBB — dan penduduk 280 juta jiwa yang majemuk, Indonesia memiliki modal besar untuk maju. Keberagaman suku, agama, dan budaya, menurutnya, justru menjadi kekuatan jika dikelola dengan semangat persatuan.
“Kemerdekaan Indonesia bisa dicapai berkat persatuan dan kemampuan menerima perbedaan. Negara harus melindungi setiap warga negara, apapun agamanya, sukunya, atau daerah asalnya. Semua berhak menikmati dan mengelola negara ini,” kata Mahfud.
Ia menambahkan bahwa modal utama kemajuan bangsa bukan hanya kekayaan alam, tetapi juga hukum yang kuat dan lembaga yang berfungsi baik. Mengutip data Bank Dunia, Mahfud menyebut 44 persen aset sebuah bangsa ada pada hukum, 43 persen pada aset tak berwujud seperti kelembagaan, politik, dan pendidikan, sementara sumber daya alam hanya 23 persen.
“Kalau hukumnya kacau, 44 persen aset bangsa hilang. Penegakan hukum itu bukan hanya tugas mahasiswa fakultas hukum, tapi tugas hati nurani kita semua,” ujarnya.
Pesan untuk Mahasiswa Baru: Jangan Jadi Robot
Selain menuntut keseriusan belajar, Mahfud mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi. Menurutnya, organisasi adalah ruang pembelajaran penting untuk melatih kepemimpinan, membangun kepekaan sosial, dan mengelola kehidupan bersama.
“Kalau hanya belajar, memang pintar, tapi tanpa kepekaan, akan seperti robot. Berorganisasi itu modal untuk ikut mengatur negara nanti,” ucapnya.
Ia juga mencontohkan pengalamannya saat menjadi mahasiswa yang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), begitu pula Jusuf Kalla dan tokoh-tokoh lain yang hadir. Mahfud menegaskan bahwa organisasi apapun bisa menjadi wadah yang membentuk kematangan berpikir dan bersikap.
“Belajarlah sungguh-sungguh, berorganisasi, dan ikut mengatur kehidupan bersama. Itu akan mendewasakan kalian dan mempersiapkan kalian untuk memimpin Indonesia di masa depan,” pungkasnya. (Din)