Kanal24, Malang – Di tengah maraknya game daring yang menawarkan hiburan tanpa batas, orang tua di Indonesia diingatkan untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya yang mengintai anak-anak di dunia maya. Salah satu platform yang kini menjadi sorotan adalah Roblox, game online populer yang memungkinkan pengguna membuat dan memainkan berbagai mini-game. Meski terlihat menyenangkan dan kreatif, Roblox juga membawa risiko serius bagi anak-anak, mulai dari ancaman predator online hingga paparan konten tidak pantas (8/8/2025).
Peringatan ini disampaikan oleh berbagai pihak, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Mereka menegaskan pentingnya peran aktif orang tua dalam mengawasi aktivitas daring anak, terutama pada platform dengan interaksi terbuka seperti Roblox.
Baca juga:
Lima Trik Ampuh Hilangkan Noda di Baju Putih
Ancaman Predator di Dunia Maya
Kasus pelecehan online yang melibatkan anak di game seperti Roblox bukan sekadar isapan jempol. Insiden tersebut dapat menimbulkan trauma mendalam bagi korban dan keluarganya, bahkan terkadang terkait dengan jaringan kejahatan siber yang sulit dilacak.
Roblox, dengan fitur interaksi langsung antar pemain, bisa menjadi celah bagi predator online untuk mendekati anak-anak. Mereka kerap menggunakan pendekatan persuasif, berpura-pura sebagai teman sebaya, hingga menawarkan hadiah atau bantuan dalam permainan. Keluguan anak yang cenderung menganggap kebaikan online sebagai hal tulus seringkali dimanfaatkan oleh pelaku.
Menurut laporan childrescuecoalition.org, lemahnya kontrol orang tua menjadi faktor yang memperbesar risiko. Tanpa pengawasan memadai, anak-anak dapat mengakses pesan, gambar, atau video yang berpotensi berbahaya dari orang asing.
Paparan Konten Tidak Pantas dan Dampak Perilaku
Bahaya Roblox tidak hanya berasal dari predator, tetapi juga dari isi konten yang beredar di dalamnya. Karena game ini mengandalkan kreasi pengguna (user generated content), penyaringan konten seringkali kurang optimal. Akibatnya, muncul permainan dengan unsur kekerasan, horor, bahkan seksual terselubung yang tidak sesuai untuk anak-anak.
Bagi anak usia sekolah dasar, kemampuan membedakan antara realitas dan fiksi belum berkembang sepenuhnya. Hal ini membuat mereka rentan meniru perilaku yang dilihat di dalam game, seperti kekerasan atau perilaku berisiko lainnya. Perubahan perilaku seperti berbohong, menghindari kontak mata, atau menarik diri dari lingkungan bisa menjadi sinyal adanya masalah yang perlu diwaspadai.
Selain itu, paparan konten yang tidak sesuai usia dapat mempengaruhi perkembangan mental dan emosional anak. Pengaruh negatif ini bisa berlangsung jangka panjang jika tidak segera diatasi.
Mengapa Roblox Jadi Sorotan?
Roblox memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, dengan sebagian besar pemain berusia di bawah 16 tahun. Popularitasnya di Indonesia melonjak selama pandemi, ketika anak-anak banyak menghabiskan waktu di rumah.
Meski memberi ruang kreativitas, Roblox dinilai kurang memberikan proteksi otomatis terhadap pemain muda. Sistem filter dan moderasi yang ada belum mampu menyaring seluruh konten atau percakapan berisiko. Di sinilah peran orang tua menjadi krusial.
Langkah Pencegahan untuk Orang Tua
Para ahli menekankan perlunya keterlibatan aktif orang tua dalam mengawasi aktivitas daring anak. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
- Aktifkan Pengaturan Keamanan dan Privasi
Gunakan fitur Parental Controls untuk membatasi interaksi anak dengan pemain asing, memfilter konten, dan mengatur durasi bermain. Pastikan akun anak terdaftar dengan usia yang sesuai.
- Tetapkan Batas Waktu Bermain
Disarankan maksimal satu jam per hari untuk menghindari kecanduan. Ajak anak mengisi waktu dengan aktivitas lain seperti olahraga, membaca, atau seni.
- Diskusikan Bahaya Game Online
Bicarakan secara terbuka tentang risiko pertemanan online palsu, konten tidak pantas, dan ajakan untuk membeli item berbayar. Anak yang memahami risikonya akan lebih berhati-hati.
- Pantau Aktivitas Anak Secara Rutin
Sesekali periksa riwayat obrolan, daftar teman, dan game yang dimainkan. Tanyakan hal-hal yang mereka sukai dari game tersebut untuk memahami pola interaksi mereka.
- Dorong Aktivitas Dunia Nyata
Kenalkan anak pada hobi seperti menggambar, bermain musik, atau mengikuti klub olahraga. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap dunia maya.
Baca juga:
Banjir Fitur AI di Ponsel: Inovasi atau Ilusi?
Harapan Pemerintah dan Edukasi Berkelanjutan
KemenPPPA mendorong kampanye edukasi literasi digital yang melibatkan sekolah, komunitas, dan keluarga. Harapannya, orang tua tidak hanya menjadi pengawas, tetapi juga pembimbing aktif dalam mengenalkan internet yang aman kepada anak-anak.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan bahwa dunia digital tidak bisa dihindari, namun risiko di dalamnya harus dikelola dengan bijak. “Orang tua perlu hadir secara digital di kehidupan anak, bukan hanya hadir secara fisik,” ujarnya.
Roblox hanyalah salah satu contoh dari banyak platform daring yang digunakan anak-anak. Dengan kesadaran dan pengawasan yang konsisten, manfaat dunia digital dapat diraih tanpa mengorbankan keselamatan generasi muda. (han)