Kanal24, Mojokerto – Suasana riang terdengar dari halaman SDN 01 Karangnongko, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, pada Kamis (24/7/2025) pagi. Puluhan siswa tampak antusias mengikuti kegiatan English Fun Hour yang dipandu oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari Kelompok 28 program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025.
Kegiatan ini dirancang untuk mengenalkan bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan kepada siswa sekolah dasar, sekaligus melatih keterampilan berbicara dan mendengarkan sejak dini. Melalui pendekatan kreatif dan interaktif, English Fun Hour diharapkan dapat membangkitkan minat anak-anak untuk belajar bahasa asing tanpa merasa terbebani.
Baca juga:
Jesslyn dan Suara Inklusivitas di PKKMB UB 2025
“Bahasa Inggris penting untuk dikuasai sejak usia dini, apalagi di era globalisasi seperti sekarang. Kami ingin anak-anak punya pengalaman belajar yang menyenangkan agar motivasi mereka tumbuh,” ujar Asyam Iqbal Hidayatulloh, koordinator program kerja ini.
Belajar Melalui Permainan dan Lagu
Berbeda dari metode pembelajaran di kelas yang cenderung formal, English Fun Hour memadukan materi dasar bahasa Inggris dengan aktivitas bermain dan bernyanyi. Mahasiswa MMD membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk mengikuti permainan tebak kata, word chain, dan flashcard.
Lagu-lagu anak berbahasa Inggris juga digunakan untuk melatih pengucapan (pronunciation) dan memperkaya kosakata. Dengan cara ini, anak-anak diajak untuk belajar secara aktif dan kolaboratif.
“Awalnya mereka malu-malu, tapi begitu diajak bernyanyi dan bermain, suasana langsung cair. Mereka lebih berani mencoba mengucapkan kata-kata baru,” tambah Asyam.
Mendorong Kepercayaan Diri Anak
Menurut para pendamping, kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan bahasa Inggris, tetapi juga membangun kepercayaan diri siswa. Anak-anak diberi kesempatan untuk berbicara di depan teman-temannya, mempraktikkan percakapan sederhana seperti memperkenalkan diri atau menyebutkan hobi.
Dosen Pembimbing Lapangan, Moch. Khoirul Anam, M.Pd., yang turut hadir, menilai pendekatan ini efektif untuk melatih mental anak. “Keterampilan berbicara itu butuh latihan dan keberanian. Ketika anak merasa nyaman, mereka akan lebih mudah mengembangkan kemampuan komunikasinya,” jelasnya.
Dukungan Guru dan Sekolah
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini karena selaras dengan tujuan pembelajaran yang mereka terapkan. Guru-guru SDN 01 Karangnongko mengaku terbantu dengan metode kreatif yang dibawa mahasiswa MMD UB, terutama dalam membuat pelajaran bahasa Inggris terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Kepala SDN 01 Karangnongko, Sri Wahyuni, berharap kegiatan serupa bisa diadakan secara berkala. “Anak-anak di sini jarang mendapat kesempatan belajar bahasa lInggris dengan metode yang santai seperti ini. Mereka terlihat senang dan aktif. Harapannya, mereka termotivasi untuk terus belajar,” ujarnya.
Tantangan dan Upaya Menyesuaikan Materi
Meski berlangsung meriah, mahasiswa MMD mengakui adanya tantangan, terutama dalam menyesuaikan materi dengan kemampuan siswa yang beragam. Beberapa anak sudah mengenal kosakata dasar, sementara yang lain baru pertama kali belajar bahasa Inggris.
Untuk mengatasi hal ini, tim MMD Kelompok 28 menyiapkan materi bertingkat. Anak yang lebih cepat menangkap pelajaran diberikan tantangan tambahan, sedangkan yang masih kesulitan dibimbing secara khusus dengan metode pengulangan.
“Prinsipnya kami ingin semua anak terlibat, tidak ada yang tertinggal. Jadi pendekatannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing,” kata Asyam.
Harapan untuk Keberlanjutan Program
English Fun Hour menjadi salah satu program unggulan MMD UB Kelompok 28 selama bertugas di Desa Karangnongko. Ke depan, tim berharap kegiatan ini dapat diadopsi oleh sekolah atau komunitas setempat sehingga manfaatnya berlanjut setelah program MMD selesai.
Baca juga:
Dosen HI UB Hadiri “1000 Watermelon Flotilla” di Malaysia
Mahasiswa juga berencana membuat modul sederhana berisi panduan permainan dan lagu berbahasa Inggris yang dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran. Dengan begitu, semangat belajar anak-anak dapat terus terjaga meski tanpa pendampingan langsung dari mahasiswa.
“Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik bagi anak-anak Desa Karangnongko untuk mengenal bahasa Inggris lebih dekat. Kami ingin mereka percaya diri berinteraksi, baik di lingkup lokal maupun ketika bertemu orang dari luar daerah,” tutup Asyam.
Melalui English Fun Hour, MMD UB Kelompok 28 membuktikan bahwa belajar bahasa asing tidak harus membosankan. Dengan kreativitas, suasana belajar bisa menjadi momen penuh tawa sekaligus sarana memupuk keterampilan penting bagi masa depan.(Din)