Kanal24, Malang – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) menggelar Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik) bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana tahun akademik 2025/2026 pada Selasa (19/07/2025). Kegiatan berlangsung di Hall Rudi Margono dan Ruang Didik Farkhan, lantai 10 Gedung C FH UB.
Acara ini diikuti oleh mahasiswa program magister dan doktoral yang resmi bergabung sebagai bagian dari keluarga besar FH UB.
Baca juga:
Rektor UB: Kemerdekaan adalah Kebebasan Berpikir dan Berinovasi

Fokus Dekan: Kurikulum Baru dan Publikasi Internasional
Dalam sambutannya, Dekan FH UB, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., menekankan pentingnya orientasi ini sebagai momentum peralihan paradigma pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa kurikulum 2020 resmi digantikan oleh kurikulum baru 2025 yang membawa sejumlah perubahan signifikan.
“Tahun ini kita ingin menekankan gagasan dari keilmuan hukum serta mendorong internasionalisasi. Salah satunya adalah memasukkan kewajiban publikasi ke dalam sistem SKS. Kalau sebelumnya hanya menjadi syarat kelulusan, kini publikasi internasional masuk sebagai mata kuliah kredit sekaligus tetap menjadi syarat lulus,” jelas Aan.
Selain itu, fakultas juga menyiapkan program pembimbingan intensif untuk mendukung mahasiswa agar dapat tepat waktu dalam penyusunan jurnal internasional. Prinsip utama yang ingin ditanamkan adalah kesetaraan, kebebasan akademik, dan kesejahteraan, sehingga mahasiswa dapat menempuh studi dengan nyaman sekaligus berprestasi di level global.
Perspektif Mahasiswa Baru: Harapan dan Motivasi
Tidak hanya dari pihak pimpinan fakultas, suara mahasiswa baru juga memberikan warna tersendiri pada penyelenggaraan Ordik.
Maulida Qorry Ainaya, mahasiswa baru program doktoral, menyampaikan alasannya memilih melanjutkan studi di UB. Sebelumnya, ia menempuh jenjang S1 dan S2 di UIN Malang dengan fokus hukum perdata.
“Di UB saya ingin memperluas wawasan, terutama di bidang pidana agar ilmunya seimbang antara perdata dan pidana. Bagi saya, ordik ini cukup menarik karena kita dikenalkan sejarah fakultas. Pesan saya untuk teman-teman adalah tetap semangat, jangan stres, dan jalani proses ini dengan optimis,” ujarnya.
Sementara itu, Frilia Shafitri Hardi, mahasiswa program magister, mengungkapkan motivasinya tetap melanjutkan studi di FH UB melalui jalur Fast Track.
“Sejak S1 saya memang fokus di Fakultas Hukum UB. Kebetulan saya concern pada bidang hukum pidana anak. Di sini ada banyak profesor yang menjadi panutan, termasuk Prof. Nurini. Itu membuat saya semakin yakin melanjutkan di UB,” terang Frilia.
Ia juga menambahkan bahwa fasilitas dan dukungan akademik di FH UB sudah sangat baik, baik untuk mahasiswa magister maupun doktoral. “Pesan saya, jangan berhenti belajar. Selalu maju untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi,” tegasnya.

Baca juga:
Parade Kemerdekaan Meriahkan HUT RI ke-80 di UB
Arah Baru Pendidikan Pascasarjana FH UB
Melalui Ordik ini, FH UB tidak hanya memperkenalkan sistem akademik kepada mahasiswa baru, tetapi juga menanamkan nilai, visi, dan arah baru pendidikan hukum.
Dengan kurikulum 2025 yang menekankan publikasi internasional, pembimbingan akademik, serta penguatan reputasi global, FH UB berharap dapat melahirkan lulusan pascasarjana yang mampu menjawab tantangan dunia hukum modern, baik di level nasional maupun internasional. (nid/tia)