Kanal24, Blitar – Industri batik lokal tidak hanya menghadapi tantangan pemasaran, tetapi juga isu keberlanjutan lingkungan. Limbah cair hasil produksi batik yang tidak diolah berpotensi mencemari lingkungan, sementara persaingan di era digital menuntut inovasi pemasaran yang kreatif dan ramah lingkungan. Menjawab persoalan ini, tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) turun langsung mendampingi UMKM Batik Sekarsari di Desa Gandusari, Kabupaten Blitar.
Program ini mengusung konsep green marketing untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Ketua Tim Doktor Mengabdi UB, Prof. Dr. Wuryan Andayani, CA., CSRS., CSRA, menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya penguatan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM berbasis budaya lokal.
“Kami ingin membantu UMKM Batik Gandusari agar mampu bersaing secara berkelanjutan, baik dari sisi manajemen usaha, pengolahan limbah, maupun pemasaran digital yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Selain memperkuat manajemen keuangan usaha, tim juga memberikan solusi pengolahan limbah cair batik dengan merancang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ramah lingkungan. Desain prototipe IPAL telah disiapkan sebagai langkah konkret pengurangan dampak pencemaran.
Tak hanya itu, aspek pemasaran menjadi fokus utama melalui pelatihan penyusunan katalog produk, pengelolaan media sosial, hingga pendampingan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk motif batik Gandusari.
“Kami juga mengintegrasikan konsep green marketing agar produk batik tidak hanya dikenal secara luas, tetapi juga membawa pesan peduli lingkungan,” tambah Prof. Wuryan.
Kegiatan ini melibatkan enam mahasiswa lintas fakultas sebagai implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU), memberikan mereka pengalaman nyata di luar kampus untuk memadukan teori dengan praktik di lapangan.
Melalui program ini, UB menargetkan UMKM Batik Gandusari mampu memiliki sistem akuntansi usaha yang rapi, katalog digital, merek dagang yang terdaftar, serta jejaring bisnis yang lebih luas. Bahkan, hasil kajian akan diarahkan untuk menjadikan Desa Gandusari sebagai destinasi wisata ekonomi kreatif berbasis batik ramah lingkungan.