Kanal 24, Malang – Perum Bulog kembali menorehkan sejarah penting dalam upaya menjaga stabilitas pangan nasional. Melalui program Gerakan Pangan Murah (GPM), Bulog berhasil menyelenggarakan pasar murah secara serentak di 4.337 titik di seluruh Indonesia. Capaian ini bukan hanya berdampak langsung pada masyarakat, tetapi juga berhasil memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai pelaksanaan pasar murah serentak di lokasi terbanyak. Museum Rekor-Dunia Indonesia menegaskan bahwa keberhasilan ini telah melalui proses verifikasi data yang dihimpun dari 26 Kantor Wilayah Bulog. Hasilnya, GPM benar-benar terlaksana serentak di ribuan titik, mencerminkan sinergi antara pusat dan daerah dalam menghadirkan pangan dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkapkan rasa syukur atas apresiasi yang diberikan. “Penghargaan MURI ini bukan hanya sebuah prestasi, tetapi bukti nyata komitmen Bulog bersama pemerintah untuk memastikan masyarakat mendapatkan akses pangan dengan harga yang terjangkau,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025). Ia menambahkan, gerakan pasar murah di lebih dari empat ribu titik telah membuahkan hasil positif. Inflasi yang sebelumnya mengalami tekanan kini menunjukkan tren menurun. Bulog pun berkomitmen melanjutkan program serupa, dengan fokus di 214 kabupaten dan kota yang saat ini mengalami kenaikan harga cukup signifikan. Strategi ini dilakukan melalui distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras komersial Bulog.
Selain itu, Bulog menggelar Rapat Koordinasi Penyaluran SPHP sekaligus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan GPM. Forum ini menjadi wadah untuk merumuskan langkah distribusi beras agar lebih tepat sasaran, serta memperkuat peran Bulog dalam mendukung stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat nasional.
Operasi Pasar di 214 Kabupaten
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai pelaksanaan GPM serentak merupakan bukti nyata hadirnya negara dalam mengatasi persoalan pangan. Menurutnya, operasi pasar besar-besaran di 214 kabupaten yang menghadapi tekanan inflasi adalah langkah strategis dalam menjaga kestabilan harga. “Bersama Kemendagri, Bulog, dan stakeholder lainnya, langkah ini kita fokuskan agar harga pangan, terutama beras, bisa segera stabil. Alhamdulillah, hasilnya sudah terlihat. Inflasi turun dari 2,37 menjadi 2,31 persen, dan harga beras mulai menunjukkan tren penurunan,” ujarnya. Meski hasil awal cukup menggembirakan, Amran menegaskan operasi pasar tidak boleh berhenti. Program ini akan terus berjalan hingga akhir tahun dengan dukungan penuh dari Bulog. Target penyaluran beras SPHP maupun beras komersial ditetapkan mencapai 1,3 juta ton agar stabilisasi harga bisa benar-benar dirasakan oleh masyarakat. “Upaya ini adalah bentuk kehadiran negara. Kita pastikan kebutuhan pokok masyarakat tetap terjangkau, terutama bagi kelompok rentan,” tambahnya.
Sinergi Pusat dan Daerah
Selain koordinasi di tingkat nasional, dukungan pemerintah daerah juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, menyampaikan bahwa sinergi antara pusat dan daerah sangat menentukan kelancaran distribusi pangan murah. “Forkopimda berperan aktif menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan program GPM, sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara luas hingga ke pelosok,” kata Tomsi. Ia menekankan bahwa dukungan dari pemerintah daerah bukan hanya soal logistik, tetapi juga dalam mengedukasi masyarakat agar memahami pentingnya program pangan murah ini. Dengan keterlibatan semua pihak, GPM bukan hanya sekadar operasi pasar, tetapi juga menjadi simbol gotong royong nasional dalam menghadapi tantangan inflasi dan gejolak harga pangan.
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Gerakan Pangan Murah yang digelar serentak ini memberikan akses lebih luas bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. Di berbagai daerah, masyarakat menyambut positif kegiatan ini karena bisa langsung membeli beras dan kebutuhan pokok lain dengan harga lebih murah dibandingkan di pasar umum. Selain meringankan beban ekonomi rumah tangga, program ini juga berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memastikan pangan sebagai kebutuhan dasar tetap tersedia dan terjangkau.
Harapan ke Depan
Dengan pencapaian rekor MURI, Bulog tidak hanya menunjukkan kapasitasnya sebagai lembaga yang mengelola logistik pangan, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk terus berada di garis depan menjaga stabilitas harga. Kolaborasi dengan berbagai kementerian, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan semakin memperkuat sistem ketahanan pangan nasional. Ke depan, tantangan inflasi dan dinamika harga pangan kemungkinan masih akan terus terjadi. Namun dengan strategi yang terukur dan kerja sama yang solid, program seperti Gerakan Pangan Murah diyakini mampu menjadi solusi konkret yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan pencapaian ini, Bulog membuktikan bahwa kerja nyata, sinergi, dan komitmen kuat dapat menghasilkan dampak besar bagi kesejahteraan rakyat. (hans)