Kanal24, Malang — Tantangan serius dalam dunia akuakultur, mulai dari limbah nutrien hingga degradasi ekosistem pesisir, menuntut lahirnya inovasi budidaya yang ramah lingkungan. Menjawab kebutuhan tersebut, Program Magister Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) melakukan kolaborasi dengan Universiti Putra Malaysia (UPM) melalui Workshop Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional bertema “Ecogreen Aquaculture dan Pengembangan Komoditas Udang Galah”, yang digelar di Tiong Trove Family Farm, Sungkai, Perak, Malaysia.
Kegiatan ini menjadi bagian dari skema Program Dosen Berkarya (Dokar) Universitas Brawijaya 2025, sekaligus menghasilkan Implementation Agreement antara MBP FPIK UB dan Departemen Akuakultur Fakultas Pertanian UPM.

Dalam sesi materi, Dr. Dania Aziz dari UPM menekankan pentingnya udang galah sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
“Udang galah berpotensi menjadi pemangkin kejayaan komuniti, membuka peluang usaha sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi keluarga pembudidaya,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S. dari UB, menggarisbawahi pentingnya budidaya berkelanjutan melalui Ecogreen Aquaculture.

“Ecogreen Aquaculture adalah jalan menuju produktivitas tinggi tanpa mengorbankan lingkungan. Kuncinya ada pada benih unggul, manajemen air yang baik, dan biosekuriti yang ketat,” tegasnya.
Selain pelatihan teknis dan praktik lapangan, kegiatan ini juga melibatkan dosen serta mahasiswa dari kedua universitas. Kolaborasi lintas negara ini diharapkan memperkuat kapasitas teknis pembudidaya, memperbaiki kualitas pengelolaan air, dan memperluas akses pasar udang galah di kawasan Asia Tenggara.
Melalui kerja sama UB dan UPM ini, masyarakat pesisir diharapkan tidak hanya mendapatkan teknologi budidaya yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi baru yang lebih berkelanjutan.(Din)