Kanal24, Malang – Di tengah dinamika sosial Indonesia yang penuh keberagaman, isu diskriminasi, eksklusivisme, dan keberlanjutan pluralisme masih menjadi tantangan besar yang perlu dijawab secara serius. Menyadari urgensi ini, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) menggelar Forum Moderasi Beragama bertajuk “Berbeda Warna Satu Kanvas: Menjawab Tantangan Diskriminasi, Eksklusivisme, dan Masa Depan Pluralisme di Indonesia”. Acara ini berlangsung pada Jumat, 19 September 2025 di Gedung A lantai 4 FIA UB dan berhasil menghadirkan diskusi terbuka yang mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan pegiat organisasi.
Baca juga:
Meta Perketat Chatbot AI Demi Lindungi Remaja

Forum ini menghadirkan dua narasumber utama dengan latar belakang berbeda. Pertama, George Da Silva, Direktur Lembaga Analisis Politik dan Otonomi Daerah, yang membagikan pandangan akademis sekaligus pengalaman pribadi terkait pentingnya moderasi dalam menjaga kohesi sosial. Kedua, Marcello Kusuma Sanjaya, Ketua Umum PMK Gamael FIA UB, yang memberikan perspektif praktis tentang dinamika pluralisme dalam lingkup mahasiswa. Kedua pemateri ini menekankan bahwa moderasi bukan sekadar wacana, melainkan sikap hidup yang harus ditumbuhkan sejak lingkungan kampus.
Ketua pelaksana, Dhaniswara Rakasyah Jahja, menyampaikan bahwa forum ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa. Tercatat sekitar seratus peserta hadir, termasuk perwakilan dari berbagai organisasi dan mahasiswa vokasi. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak pertanyaan yang diajukan peserta mengenai praktik moderasi di lingkungan pendidikan maupun masyarakat luas. “Kami menilai bahwa nilai moderasi khususnya di Fakultas Ilmu Administrasi benar-benar membutuhkan perhatian. Karena itu, forum ini digelar untuk menampung aspirasi sekaligus mendorong pemahaman yang lebih mendalam,” ujar Dhaniswara.

Baca juga:
FIA UB Bahas Strategi Pendidikan Hadapi AI di Era VUCA
Acara ini tidak hanya berhenti pada forum diskusi, tetapi juga membuka jalan untuk upaya keberlanjutan. Panitia berharap agar ke depan terjadi penyamaan hak beribadah di lingkungan FIA UB, khususnya bagi mahasiswa yang tergabung dalam organisasi keagamaan seperti PMK. Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan awal bagi terbangunnya kultur kampus yang semakin inklusif, saling menghargai, dan mampu menjadi contoh nyata penerapan moderasi beragama di Indonesia. (nid/dht)