Kanal24, Malang – Parestesia atau lebih dikenal dengan istilah kesemutan, merupakan sensasi seperti tertusuk jarum, mati rasa, atau rasa geli yang hampir setiap orang pernah mengalaminya. Sensasi ini bisa muncul pada berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki, bahkan kepala. Dalam banyak kasus, kesemutan hanya bersifat sementara, umumnya dipicu oleh posisi tubuh tertentu yang memberi tekanan pada saraf.
Namun, kondisi menjadi berbeda apabila kesemutan terjadi secara berulang dan tidak kunjung mereda. Para ahli kesehatan menekankan, kesemutan yang menetap bisa menjadi tanda awal adanya gangguan saraf serius yang berpotensi mengancam kesehatan bahkan kualitas hidup seseorang.
Baca juga:
Data Pribadi Terancam di Balik Foto AI
Memahami Perbedaan Kesemutan Biasa dan Berbahaya
Kesemutan sementara umumnya tidak berbahaya. Misalnya, saat seseorang tidur dengan posisi lengan tertindih atau duduk bersila dalam waktu lama. Setelah posisi tubuh diperbaiki, sensasi biasanya hilang dengan sendirinya.Sebaliknya, kesemutan yang muncul terus-menerus tanpa penyebab jelas atau sering kambuh patut diwaspadai. Kondisi ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan mendasar, terutama terkait sistem saraf. Oleh karena itu, pemeriksaan medis sangat dianjurkan untuk memastikan penyebab yang mendasarinya.Dokter spesialis saraf dari RS EMC, Irene Halim Subrata, mengingatkan bahwa “deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk kondisi disabilitas.” Ia menekankan pentingnya membedakan kesemutan biasa dengan gejala neurologis yang serius.
Gejala Lain Gangguan Saraf yang Harus Diwaspadai
Kesemutan berulang sering kali hadir bersama gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan saraf. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:
- Mati rasa atau baal pada bagian tubuh tertentu.
- Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
- Gangguan koordinasi gerakan, seperti sulit menjaga keseimbangan.
- Kesulitan berbicara atau berjalan yang muncul tiba-tiba.
Apabila gejala-gejala tersebut terjadi, penting untuk segera mencari pertolongan medis. Sistem saraf manusia yang terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf sangat kompleks. Gangguan pada salah satu bagian dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap fungsi tubuh.
Penyakit Neurologis Pemicu Kesemutan Serius
Beberapa kondisi medis dapat menjadi penyebab utama kesemutan berulang. Stroke merupakan salah satunya, di mana pasokan darah ke otak terganggu sehingga menimbulkan kerusakan saraf permanen.Selain itu, Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau yang dikenal dengan saraf terjepit juga kerap menimbulkan kesemutan dan nyeri. Tumor otak atau tulang belakang yang menekan saraf pun bisa memicu gejala serupa. Aneurisma otak, yaitu pembengkakan pada pembuluh darah di otak, termasuk salah satu kondisi berbahaya yang patut diwaspadai.Tidak hanya itu, cedera akibat kecelakaan atau trauma fisik lainnya juga dapat merusak saraf dan memicu kesemutan berkepanjangan. Karena banyak kemungkinan penyebab, pemeriksaan oleh dokter saraf menjadi langkah krusial untuk diagnosis yang tepat.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Menurut Irene Halim Subrata, seseorang sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter saraf bila kesemutan berlangsung lebih dari beberapa hari tanpa perbaikan. Terlebih bila gejala disertai kelemahan pada salah satu sisi tubuh, pusing, kesulitan berbicara, atau kejang. Kondisi ini bisa menjadi tanda darurat medis seperti stroke.Selain itu, nyeri yang menjalar dari leher ke tangan atau dari pinggang ke kaki sering kali mengindikasikan adanya saraf terjepit. Gangguan buang air kecil atau besar yang muncul bersamaan dengan kesemutan juga tidak boleh diabaikan.“Jangan anggap remeh kesemutan dan lemah tubuh. Bisa jadi, itu adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang salah pada sistem saraf Anda,” tegas Irene.
Pentingnya Deteksi Dini
Kesemutan berulang bukanlah hal sepele. Gejala ini merupakan peringatan dini dari tubuh yang harus diperhatikan dengan serius. Mengabaikan sinyal tubuh berisiko menimbulkan komplikasi berat, termasuk kecacatan permanen.Deteksi dini melalui pemeriksaan medis dapat membantu menemukan penyebab utama sekaligus menentukan langkah penanganan yang tepat. Dengan intervensi cepat, pasien berpeluang lebih besar untuk pulih dan mempertahankan kualitas hidupnya.Pada akhirnya, kewaspadaan dan kesadaran masyarakat terhadap gejala neurologis seperti kesemutan sangat penting. Semakin cepat seseorang bertindak, semakin besar pula kemungkinan terhindar dari dampak serius gangguan saraf. (snd)