Kanal24, Malang — Sebanyak 400 siswa SMA Brawijaya Smart School (BSS) mengikuti kegiatan Brascho Nyantrik 2025 di Dusun Delik, Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, selama tiga hari sejak 7 hingga 9 Oktober 2025. Program unggulan tahunan ini mengajak para siswa “nyantrik” ke desa untuk belajar langsung dari masyarakat tentang kehidupan, pertanian, dan nilai-nilai sosial budaya.
Ketua pelaksana kegiatan, Agus Salim, menjelaskan bahwa konsep nyantrik diambil dari filosofi “nyantri”, yaitu belajar kepada guru atau masyarakat untuk memperdalam ilmu kehidupan. “Anak-anak kami ajak ke desa untuk belajar banyak hal yang tidak mereka dapatkan di bangku sekolah, seperti beternak, bertani, dan berinteraksi langsung dengan warga,” ujarnya.
Para peserta tinggal di rumah-rumah warga secara berkelompok, masing-masing 9–10 siswa per rumah. Selain itu, mereka juga dibagi ke dalam kelompok kecil beranggotakan dua hingga tiga orang untuk melaksanakan proyek berbasis keterampilan. “Kami ingin mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung bagaimana mengolah produk dari bahan mentah hingga jadi,” tambah Agus.

Lebih dari sekadar pembelajaran praktis, Brascho Nyantrik menekankan pembentukan karakter dan etika sosial. Melalui interaksi dengan masyarakat desa, siswa diharapkan memahami makna bersyukur, menghargai kerja keras, serta menyesuaikan diri dengan budaya lokal. “Kami ingin mereka pulang dengan pelajaran hidup, bukan hanya keterampilan,” tutupnya.
Warga Dusun Delik menyambut hangat kedatangan para siswa. Seperti diungkapkan oleh Samsul Arifin, salah satu orang tua asuh, aktivitas siswa di rumahnya berjalan penuh keakraban.
“Mereka ikut shalat Subuh, membantu memasak, menanam, sampai membuat camilan bersama. Kami senang melihat anak-anak kota mau belajar kehidupan desa,” katanya.
Selama tiga hari di Pujon, para siswa SMA BSS tidak hanya menanam sayur dan merawat hewan ternak, tetapi juga belajar bersosialisasi dengan warga. Pengalaman sederhana seperti menanam bersama, bermain voli sore hari, atau memasak weci dan cilok menjadi kenangan berharga yang menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati di antara mereka.(Din/Yor)