Kanal24, Malang – Sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjaga stabilitas pasokan beras dan jagung, Perum Bulog mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk membangun 100 gudang baru di berbagai daerah. Proyek besar ini diumumkan secara resmi oleh Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, usai menghadiri rapat di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (13/10/2025).
Presiden Prabowo Subianto disebut telah memberi instruksi langsung untuk pembangunan gudang tersebut, dengan total dana sebesar Rp5 triliun yang akan dialokasikan untuk memperkuat infrastruktur penyimpanan hasil panen.
Baca juga:
Batik, Alternatif Slow Fashion yang Berkelanjutan
Pemerataan Gudang di Sentra Produksi
Menurut Ahmad Rizal Ramdhani, pembangunan gudang baru ini difokuskan di wilayah-wilayah yang selama ini belum memiliki fasilitas penyimpanan memadai. Salah satunya adalah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dikenal sebagai salah satu produsen jagung terbesar di Indonesia.
“Bantuan ke Bulog ini sudah pasti disampaikan oleh Presiden, yaitu terkait pembangunan 100 gudang. Gudang ini diprioritaskan untuk lokasi-lokasi lumbung pangan di kabupaten atau kota yang belum memiliki gudang,” jelas Rizal.
Rizal menambahkan, kapasitas tiap gudang akan disesuaikan dengan potensi panen di daerah tersebut. Beberapa gudang dirancang untuk menampung 1.000 ton, sementara lainnya bisa mencapai 3.500 ton, tergantung skala produksi wilayah. “Tidak semuanya sama karena hasil produksi setiap daerah berbeda-beda,” ujarnya.
Fokus Perbaikan Sistem Penyimpanan
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memperbaiki manajemen penyimpanan pangan nasional. Ia menyoroti pentingnya menjaga mutu beras agar tidak menurun, terutama menjelang panen raya akhir 2025.
“Memang menjadi fokus Kementan dan Bulog bagaimana memperbaiki manajemen penyimpanan. Gudang-gudang kita perlu perbaikan dan penambahan, karena produksi beras meningkat,” kata Prasetyo saat ditemui di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Minggu (12/10/2025).
Selain membangun gudang baru, pemerintah juga berencana meningkatkan kualitas gudang lama agar mampu menjaga kelembapan dan sirkulasi udara sesuai standar penyimpanan pangan. Langkah ini diharapkan dapat menekan penurunan mutu beras yang selama ini menjadi salah satu kendala logistik Bulog.
Sinergi Pemerintah, TNI, dan Polri
Dalam keterangannya, Prasetyo juga mengungkapkan bahwa TNI dan Polri akan turut berperan dalam proyek pembangunan gudang ini. Kedua institusi tersebut diminta untuk berkontribusi dalam membangun gudang inovatif di berbagai daerah, khususnya di wilayah penghasil pangan utama.
“Sentra-sentra penghasil pangan harus kembali digalakkan seperti dulu. Kita ingin setiap desa memiliki lumbung pangan sendiri, agar benar-benar mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan,” ujarnya.
Program lumbung desa ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan lokal, tetapi juga mempercepat distribusi bahan pokok ketika terjadi gangguan pasokan di tingkat nasional.
Stok Beras dan Tantangan Mutu
Hasil evaluasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 3,84 juta ton. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar 29,99 ribu ton diketahui mengalami penurunan mutu, baik dari hasil produksi dalam negeri maupun impor.
Selain itu, sebanyak 1,45 juta ton, atau sekitar 37,95 persen dari total stok, telah disimpan lebih dari enam bulan. Kondisi ini mempertegas urgensi pembangunan gudang baru yang lebih modern, efisien, dan sesuai standar penyimpanan jangka panjang.
Pemerintah berharap, dengan pembangunan 100 gudang baru senilai Rp5 triliun ini, persoalan keterbatasan fasilitas penyimpanan dapat teratasi. Selain memperpanjang daya tahan hasil panen, langkah ini juga akan memperkuat kedaulatan pangan nasional dan mendukung kesejahteraan petani di berbagai daerah. (nid)