Kanal24, Malang — Di tengah percepatan transformasi digital global, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan media art menjadi dua sektor kunci yang menentukan arah masa depan industri kreatif. Kota Malang, yang kini berstatus nominator UNESCO Creative City Network (UCCN) bidang Media Arts, mempertegas langkahnya menuju pusat inovasi digital dengan menjadikan AI dan media art sebagai fokus penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 di Kota Malang.
Ajang tahunan ini selain menjadi perayaan kreativitas, juga wadah strategis untuk merumuskan arah kebijakan nasional berbasis inovasi dan teknologi kreatif. Melalui tema “Nusantaraya – Senyawa Malang Raya Menuju Jawa Timur Creative Province”, Kota Malang bersama Kota Batu dan Kabupaten Malang ingin menunjukkan bahwa sinergi antara teknologi dan seni dapat menjadi fondasi ekonomi kreatif masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Manifesto AI dan Media Art untuk Kota Kreatif
Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M., menegaskan bahwa penyelenggaraan International Conference on Future Creative Ecosystem: AI, Media Art, and Digital Humanity yang menjadi bagian dari ICCF 2025 akan melahirkan manifesto nasional terkait etika dan arah pemanfaatan AI di bidang kreatif.
“Kita punya AI yang ke depannya bisa digunakan untuk berbagai hal, tetapi penggunaannya harus berada pada koridor yang positif. Melalui konferensi internasional ini, akan lahir sebuah manifesto yang menjadi rujukan dan rekomendasi penggunaan AI secara beretika dalam pengembangan kota kreatif,” ujarnya dalam taklimat media ICCF 2025 Kamis (15/10/2025).
Menurutnya, konferensi ini akan menghadirkan berbagai narasumber nasional dan internasional untuk merumuskan pandangan bersama mengenai masa depan kerja kreatif, integrasi teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan di era digital. Setidaknya ada tiga negara yang terkonfirmasi Inggris, India dan Australia.
“Manifesto ini akan menjadi hasil konkret ICCF, bukan sekadar diskusi, tetapi panduan bagi daerah-daerah kreatif lain untuk membangun kebijakan berbasis inovasi,” tambahnya.

ICCF 2025: Kolaborasi Tiga Wilayah, Tiga Spirit Kreatif
ICCF 2025 akan digelar pada 6–10 November 2025 mendatang, melibatkan tiga wilayah Malang Raya: Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Festival ini menegaskan kolaborasi lintas kota untuk mewujudkan Jawa Timur sebagai Creative Province pertama di Indonesia.
Ketua OC ICCF 2025, Sam Vicky Arief H., menjelaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini berbeda karena untuk pertama kalinya menghubungkan tiga daerah dalam satu ekosistem kreatif terpadu.
“Harapannya, ICCF 2025 dapat melahirkan manifesto yang menjadi rujukan nasional. Kalau kata Mas Dhani, Malang Raya ini ibarat umroh-nya pelaku kreatif Indonesia. Jadi kalau belum ke Malang, belum sah jadi insan kreatif,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa kerja sama dengan UNESCO tengah diarahkan untuk menyusun roadmap ekonomi kreatif 20 tahun ke depan menuju Indonesia Emas 2045.
“Kita sedang merancang peta jalan kontribusi Indonesia dalam ekosistem ekonomi kreatif global, dan Malang menjadi salah satu poros pentingnya,” tambah Vicky.
Dari Gastronomi hingga Media Art: Wajah Baru Malang Raya
Rangkaian acara akan dimulai di Kota Batu pada 6 November 2025 dengan peresmian Selecta Living Museum, dilanjutkan dengan Agro Creative Tour dan Produk Lokal Fest yang menegaskan Batu sebagai calon City of Gastronomy.
Pada 8 November 2025 di Malang Creative Center, konferensi internasional tentang AI dan media art akan menjadi sorotan utama. Selain itu, akan digelar Festival Mbois 2025, yang menggabungkan instalasi seni, pertunjukan musik, digital experience, dan creative showcase komunitas muda Malang.
Sementara Kabupaten Malang akan menjadi tuan rumah penutupan melalui Festival Nusantaraya dan ICCF Awarding Night pada 9 November. Kegiatan berlangsung di tiga titik: Boon Pring sebagai Bamboo Living Museum, KEK Singhasari dengan Tech & Digital Creative Showcase, dan Candi Kidal yang diubah menjadi panggung seni budaya Nusantara.
Festival ini bukan sekadar selebrasi, tetapi pertemuan antara tradisi dan inovasi. Di bawah semangat Hari Pahlawan, ICCF 2025 menegaskan bahwa pelaku kreatif adalah pahlawan masa kini yang berjuang melalui gagasan, kolaborasi, dan karya.
Melalui kolaborasi tiga wilayah, ICCF 2025 diharapkan menjadi model baru pengembangan ekonomi kreatif berbasis sinergi daerah. Dari Batu yang berakar pada alam dan kuliner, Malang yang berfokus pada media art dan teknologi digital, hingga Kabupaten Malang dengan warisan budayanya — semua berpadu menciptakan energi kolektif bagi Jawa Timur menuju provinsi kreatif pertama di Indonesia.
“Dari Malang Raya, kita ingin menunjukkan bahwa kreativitas bukan sekadar ekspresi, tetapi strategi pembangunan yang berkelanjutan,” tutup Vicky Arief.(Din)