Kanal24, Malang – Penelitian tentang pengembangan cita rasa alami dan potensi teh herbal fungsional menjadi sorotan utama dalam Doctoral Student Symposium yang digelar di Ruang Pertemuan Lantai 7 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) pada Kamis (23/10/2025). Acara hasil kolaborasi antara FTP Universitas Brawijaya dan Laboratory of Food Chemistry, Wageningen University and Research (WUR) tersebut menghadirkan mahasiswa doktoral dari kedua kampus untuk mempresentasikan hasil risetnya serta menjajaki peluang kolaborasi riset internasional di bidang teknologi pangan.
Riset Senyawa Rasa Alami
Salah satu pembicara dari Wageningen University, Angelina Hoqf, memaparkan penelitiannya yang berfokus pada bidang flavor chemistry, khususnya pengembangan senyawa kukumi sebagai peningkat cita rasa alami pada produk pangan. Melalui penelitiannya, Angelina berupaya menemukan senyawa yang dapat membantu memperkuat rasa makanan tanpa perlu menambahkan kadar gula atau garam yang berlebih.

“Tujuan utama riset ini adalah mengidentifikasi taste enhancing compounds yang bisa digunakan untuk menciptakan makanan yang lebih sehat tanpa mengorbankan rasa,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa riset ini berangkat dari keprihatinan terhadap meningkatnya masalah kesehatan global akibat konsumsi gula dan garam berlebih yang berkontribusi terhadap obesitas dan penyakit metabolik.
Angelina berharap penelitiannya dapat memberikan dampak positif bagi industri pangan dengan menghadirkan alternatif alami yang bisa meningkatkan cita rasa sekaligus mendukung gaya hidup sehat. “Saya berharap riset ini bisa menginspirasi lebih banyak peneliti untuk mengeksplorasi kukumi compounds sebagai alat baru dalam menciptakan inovasi pangan yang lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, Angelina juga menyoroti potensi besar bahan nabati untuk mendukung tren produk plant-based. Menurutnya, kerja sama antara Wageningen dan UB menjadi langkah strategis untuk menggabungkan keunggulan riset internasional dengan kekayaan sumber daya alam tropis Indonesia.
Inovasi Teh Mawar Fungsional
Dari Universitas Brawijaya, Igoy Arya Bimo turut membagikan hasil risetnya mengenai pengembangan teh herbal berbasis bunga mawar. Menurutnya, bunga mawar memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan baku produk minuman fungsional khas Indonesia, terlebih karena Malang dikenal sebagai daerah penghasil 60 persen dari total produksi mawar nasional.

“Riset teh mawar di Indonesia masih sebatas analisis sensori dan kimia dasar, sedangkan di luar negeri sudah sampai tahap metabolomit, yakni kajian nilai fungsional yang dapat diserap tubuh,” jelas Igoy. Melalui penelitian ini, ia berupaya mengembangkan produk relaxon tea berbahan mawar, yaitu teh herbal yang memberikan efek menenangkan layaknya teh chamomile populer dari Eropa.
Lebih lanjut, Igoy menuturkan bahwa penelitian tersebut tidak hanya bernilai ilmiah, tetapi juga berdampak ekonomi bagi petani. Dengan diversifikasi produk teh siap saji berbasis mawar, nilai jual hasil pertanian lokal dapat meningkat. “Akademisi punya peran penting dalam membantu petani agar hasil tanam mereka bisa dikembangkan menjadi produk bernilai tinggi yang siap dikonsumsi publik,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan seperti Doctoral Student Symposium perlu terus dikembangkan karena memberikan ruang bagi mahasiswa doktoral untuk bertukar ilmu dan memperluas jejaring penelitian internasional. “Melalui forum seperti ini, potensi publikasi dan riset bersama juga semakin terbuka lebar,” tambahnya.
Harapan ke Depan
Melalui Doctoral Student Symposium ini, Fakultas Teknologi Pertanian UB menegaskan komitmennya untuk memperkuat jaringan riset internasional serta menciptakan ekosistem akademik yang kolaboratif. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa riset mahasiswa doktoral dapat berkontribusi langsung terhadap isu-isu global seperti kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, dan keberlanjutan sumber daya alam.
“Simposium ini bukan hanya ajang berbagi hasil penelitian, tetapi juga langkah strategis menuju kolaborasi global. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin dan menghasilkan banyak riset bersama di masa mendatang,” pungkas Dr. Sudarma.
Dengan semangat kolaborasi antara UB dan Wageningen University, inovasi rasa alami dan produk pangan fungsional seperti teh mawar diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata akademisi Indonesia dalam membangun masa depan pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan. (nid/tia)










