Kanal24, Malang — Di tengah maraknya tren YOLO (You Only Live Once) dan kemudahan akses keuangan digital, kesadaran akan pengelolaan finansial yang sehat menjadi semakin penting. Melalui Infobank Financial Literacy Roadshow 2025 bertema “Bijak Kelola Keuangan, Tenang di Masa Depan”, Infobank Digital bersama Tugu Insurance dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) mengajak mahasiswa untuk memahami cara berinvestasi secara cerdas dan menghindari jebakan gaya hidup impulsif.
Acara yang digelar di FEB UB pada Kamis (30/10/2025) ini menjadi bagian dari upaya nasional meningkatkan literasi keuangan di kalangan muda. Pasalnya, meski tingkat inklusi keuangan Indonesia telah mencapai 80%, literasi keuangannya masih berada di kisaran 60%, menunjukkan banyak masyarakat yang menggunakan produk keuangan tanpa memahami cara kerja dan risikonya.
Direktur Infobank Digital, Apriyani Kurniasih, menjelaskan bahwa kesenjangan ini menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi.
“Banyak orang sudah bisa mengakses produk keuangan, tapi belum tentu paham manfaat dan penggunaannya dengan benar. Jadi, mereka sudah bisa pakai, tapi belum tahu betul produk itu seperti apa,” ujarnya.
Menurutnya, kampus menjadi ruang strategis untuk memulai peningkatan literasi. “Kami melihat potensi besar di mahasiswa dan generasi muda. Dari kampuslah kesadaran ini bisa ditanamkan sejak dini, agar mereka tidak salah langkah dalam mengelola keuangan,” tambahnya.
Apriyani juga menyoroti fenomena “YOLO finansial” dan kebiasaan FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan anak muda yang sering kali mendorong perilaku konsumtif, termasuk penggunaan fitur paylater tanpa pertimbangan matang.
“Sekarang banyak mahasiswa yang ikut tren, misalnya nonton konser atau beli barang biar nggak ketinggalan. Padahal, uangnya belum ada, akhirnya pakai paylater. Ini kebiasaan yang salah,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data nasional, sekitar 39% pengguna paylater di Indonesia terjebak dalam utang, bahkan sebagian besar terkait dengan perilaku konsumtif dan judi online. “Makanya kami gencar melakukan sosialisasi bersama OJK dan Kemenkominfo untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak,” lanjutnya.
Selain soal perilaku konsumtif, Apriyani juga menekankan pentingnya memahami profil risiko sebelum berinvestasi.
“Jangan sampai orang yang karakternya konservatif malah beli saham dan kaget saat harganya turun. Kenali dulu profil risikonya, baru tentukan instrumen investasinya,” jelasnya.
Melalui kegiatan seperti ini, Infobank Digital berharap mahasiswa mampu menata kebiasaan keuangannya sejak dini, memahami risiko finansial, serta menggunakan instrumen investasi dan asuransi secara tepat.
“Literasi keuangan bukan hanya soal tahu teori, tapi tentang mengubah perilaku. Kalau mahasiswa sudah bisa mengelola uang dengan bijak sekarang, mereka akan punya masa depan finansial yang lebih tenang,” tutup Apriyani.(Din/Pgh)
 
			 
			










 
															