Kanal24, Malang – Dalam upaya menumbuhkan semangat solidaritas dan kepedulian sosial di kalangan mahasiswa, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menggelar kegiatan Donor Darah pada Rabu (12/11/2025) bertempat di Gedung B FPIK UB. Acara ini menjadi bagian dari program sosial yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa FPIK UB dan diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta masyarakat umum di sekitar kampus.
Kegiatan ini berfokus pada aksi donor darah semata dan juga menghadirkan layanan pemeriksaan mata serta pemeriksaan kesehatan mental (mental health check-up). Seluruh layanan diberikan secara gratis sebagai bentuk kontribusi nyata kampus dalam memperkuat budaya hidup sehat dan peduli sesama di lingkungan akademik.
Baca juga:
Otrovert Kepribadian Baru di Luar Pola Umum

Tiga Layanan Kesehatan dalam Satu Kegiatan
Ketua pelaksana kegiatan, Seira, yang juga merupakan perwakilan dari Kementerian Sosial Masyarakat FPIK UB, menjelaskan bahwa kegiatan donor darah kali ini menggabungkan tiga bentuk layanan utama, yakni donor darah, pemeriksaan mata, dan pemeriksaan kesehatan mental.
“Semua kegiatan di sini bersifat gratis dan terbuka untuk umum. Kami ingin agar donor darah ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi juga wadah sosial yang membantu sesama,” ujarnya.
Pemeriksaan mata dan kesehatan mental menjadi dua aspek penting yang ditambahkan agar kegiatan ini memiliki manfaat lebih luas. Selain membantu memenuhi kebutuhan darah bagi masyarakat, kegiatan ini juga mengedukasi peserta tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan mental. Menurut Seira, kesehatan mental merupakan isu yang semakin mendapat perhatian di kalangan mahasiswa, sehingga menjadi relevan untuk disertakan dalam agenda kegiatan sosial seperti ini.
Antusiasme Peserta Sangat Tinggi
Seira mengungkapkan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi sejak pendaftaran dibuka. Melalui formulir daring (Google Form), panitia menerima lebih dari 200 pendaftar. “Untuk hari ini, sejak pagi sekitar pukul 07.00, sudah lebih dari 50 peserta datang dan langsung mengikuti kegiatan donor darah,” katanya.
Suasana Gedung B FPIK UB tampak ramai oleh mahasiswa yang antre untuk mendonorkan darah atau memeriksakan kesehatannya. Panitia bersama tenaga medis dari Palang Merah Indonesia (PMI) juga terlihat sigap membantu proses donor agar berjalan lancar dan nyaman.
Kegiatan ini tidak terbatas untuk mahasiswa FPIK saja, tetapi juga terbuka bagi seluruh civitas akademika UB serta masyarakat sekitar. Hal ini menjadi bukti bahwa kegiatan sosial seperti donor darah mampu menjadi sarana mempererat hubungan antara kampus dan komunitas di sekitarnya.
Membangun Kepedulian dan Solidaritas Mahasiswa
Lebih dari sekadar kegiatan sosial, donor darah ini diharapkan menjadi momentum bagi mahasiswa untuk menumbuhkan empati dan rasa tanggung jawab sosial. Seira menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap sesama dan juga kesempatan bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung bagi masyarakat.
“Harapan kami, dengan tingginya minat masyarakat dan mahasiswa untuk melakukan donor darah, kegiatan ini bisa menjadi rutinitas tahunan yang terus membawa manfaat,” ujarnya.
FPIK UB melalui Kementerian Sosial Masyarakat BEM berkomitmen untuk menjadikan program sosial semacam ini sebagai bagian dari kegiatan keberlanjutan. Selain donor darah, fakultas juga berencana mengembangkan agenda kesehatan masyarakat yang melibatkan lebih banyak partisipasi mahasiswa lintas program studi.

Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Donor darah membantu menyelamatkan nyawa penerima dan juga memberikan dampak positif bagi pendonor itu sendiri. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa UB diharapkan semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan aktif berperan dalam kegiatan kemanusiaan.
Panitia berharap kegiatan semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi fakultas lain untuk mengadakan kegiatan sosial serupa. Selain meningkatkan kesadaran kesehatan, kegiatan ini juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas di lingkungan kampus.
“Semoga semangat berbagi ini tidak berhenti di sini saja, tetapi bisa menjadi kebiasaan baik yang tumbuh di setiap diri mahasiswa UB,” tutup Seira. (nid/dht)










