Kanal24, Malang — Suasana ruang 2.4 Gedung A Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) ramai oleh deretan karya inovatif mahasiswa. Dalam pameran bertajuk Capstone Design Project Semester Ganjil 2025/2026, para mahasiswa Departemen Teknik Elektro menampilkan hasil penelitian dan rekayasa yang mereka kembangkan selama satu semester. Dari alat deteksi penyakit berbasis kecerdasan buatan hingga sistem monitoring energi listrik, pameran ini menjadi bukti nyata kreativitas mahasiswa dalam menjawab tantangan teknologi masa kini.
Teknologi untuk Kesehatan dan Keselamatan
Salah satu karya yang menarik perhatian pengunjung datang dari kelompok Melanoma Detector yang diketuai oleh Yogi Tri Widodo. Alat ini dirancang untuk mendeteksi dini penyakit melanoma, kanker kulit akibat paparan sinar UV berlebih.
“Fungsinya membedakan antara tahi lalat biasa dan tanda penyakit melanoma,” jelas Yogi. “Alat ini mengambil gambar kulit menggunakan kamera, lalu memprosesnya dengan machine learning untuk mengenali pola penyakit.”
Baca juga:
UB Bangun Ekosistem Smart Farming, Sinergi Riset dan Industri Pertanian

Karya lain yang berfokus pada kesehatan adalah Aselen, rancangan alat monitoring dan terapi untuk pasien asma berbasis IoT. Menurut perwakilan kelompoknya, Raihan Herwildhan, Aselen memiliki sistem yang terintegrasi antara smart night glass, smart mask, dan smart inhaler.
“Data dari sensor akan dikirim ke aplikasi yang menganalisis kondisi pasien. Bila terdeteksi situasi berbahaya, sistem langsung memberikan notifikasi untuk tindakan cepat,” ujarnya.
Aselen bahkan telah menjadi finalis lomba nasional di Universitas Padjadjaran pada 2023 dan memiliki pencatatan kekayaan intelektual.
Dari kelompok Skinetics, Achmad Zain Nur Rahman memperkenalkan alat deteksi dini penyakit kulit impetigo pada anak-anak.
“Alat ini menggunakan kamera ESP32-CAM yang terhubung dengan AI berbasis CNN ResNet-50. Harapannya, alat ini bisa membantu sekolah-sekolah meningkatkan kesadaran kebersihan tangan,” ungkapnya.
Energi dan Ketahanan Sistem Listrik
Tak hanya di bidang kesehatan, mahasiswa Teknik Elektro UB juga mengembangkan teknologi untuk mendukung efisiensi energi dan sistem kelistrikan kampus. Kelompok Omega, yang diwakili oleh Muhammad Adam Aqilla Haikal, menghadirkan sistem observasi dan monitoring panel listrik berbasis IoT.
“Ide ini muncul setelah ada insiden pemadaman di Gedung Auditorium UB. Alat kami mampu memantau tegangan, arus, suhu, dan kelembapan, serta mendeteksi gerakan di dalam panel,” tutur Adam.
Data pemantauan tersebut dikirim ke web monitoring system dan dapat diakses secara real-time untuk mencegah risiko kebakaran atau kerusakan sistem.
Sementara kelompok Grading Otomatis Buah Stroberi yang diketuai Anthony Hilman menampilkan alat sortir buah berbasis citra digital.
“Umur stroberi sangat singkat, jadi kami membuat sistem untuk menyortir buah berdasarkan warna dan tekstur agar kualitas tetap terjaga,” jelas Anthony.
Alat tersebut bekerja dengan webcam dan microcontroller yang memproses gambar, lalu mengelompokkan buah sesuai tingkat kematangannya. Ke depan, timnya berencana mengembangkan versi berbasis conveyor untuk produksi massal.
Simulasi Dunia Industri bagi Mahasiswa
Dekan Fakultas Teknik UB, Prof. Ir. Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng., mengapresiasi hasil karya mahasiswa yang dinilai semakin matang dari tahun ke tahun.
“Capstone Project ini menjadi pengalaman terbaik sebelum mereka terjun ke dunia kerja karena mereka menjalani simulasi industri teknik secara nyata. Mereka harus membuat prototipe, bekerja dalam tim, dan memperhatikan aspek ekonomi serta lingkungan,” ujarnya.
Melalui pameran ini, Fakultas Teknik UB menunjukkan komitmen untuk melahirkan insinyur masa depan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga solutif dan inovatif dalam menghadapi tantangan teknologi global. (nid/dht)










