Kanal24, Malang – Gelaran kreatif mahasiswa kembali mewarnai lingkungan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) ketika ratusan mahasiswa Teknik Industri menghadirkan proyek terbaik mereka dalam sebuah pameran yang didesain sebagai wadah unjuk kinerja dan inovasi. Bertajuk Expo 2025 Proyek Perancangan Semester Ganjil 2025/2026 “Blueprint in Action: Where Fixing Meets Innovation”, acara ini dilaksanakan pada Selasa (25/11/2025), berlokasi di Parkiran Dosen Lantai 1 GBTI dan digelar oleh Jurusan Teknik Industri FT UB Angkatan 2022.
Pameran ini menjadi medium bagi mahasiswa untuk menampilkan kulminasi pengetahuan mereka dalam satu proyek komprehensif berbasis permasalahan nyata di lapangan.
Wadah Penerapan Ilmu dan Kolaborasi
Ketua Pelaksana, Mochammad Ramadhan Naafian, menjelaskan bahwa Expo Proyek Perancangan merupakan kegiatan tahunan yang menjadi ruang aktualisasi mahasiswa dalam menerapkan seluruh ilmu yang telah mereka pelajari.
Baca juga:
FH UB: Saatnya MPR Membumikan Risalah Amandemen UUD 1945
“Acara ini adalah wadah bagi mahasiswa Teknik Industri untuk menumbuhkan inovasi, ide-ide baru, kerja sama tim, serta penerapan keilmuan secara nyata,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa pameran ini bersifat terbuka untuk umum dan diikuti oleh 26 kelompok dengan total 187 mahasiswa, terdiri dari 186 mahasiswa semester 7 angkatan 2022 dan satu mahasiswa angkatan 2019. “Expo ganjil selalu lebih besar karena pesertanya lebih banyak. Harapannya, semua yang hadir bisa mendapatkan inspirasi dari ide-ide yang ditampilkan,” ujarnya.
Mahasiswa Terjun Mendesain Solusi Nyata

Wakil Dekan I FT UB, Dr.Eng. Ir. Indradi Wijatmiko, S.T., M.Eng.(Prac)., IPU., ASEAN Eng., menilai bahwa karya mahasiswa tahun ini menunjukkan perkembangan positif, terutama karena mereka bekerja langsung dengan UMKM untuk mendeteksi persoalan nyata.
“Mahasiswa menampilkan hasil yang mereka kerjakan dalam satu bulan. Mereka terjun ke UMKM, melihat permasalahan, lalu memberikan alternatif solusi. Hasilnya membahagiakan,” katanya.
Ia menegaskan perlunya pengembangan lanjutan atas konsep yang sudah dibuat. “Kalau konsep ini bisa dikembangkan menjadi prototype yang jelas dan nyata, hasilnya akan memberikan dampak positif bagi mitra,” tambahnya.
Penilaian Ketat Berbasis Identifikasi Masalah
Salah satu dosen penilai, Dr. Eng. Zefry Darmawan, ST., MT, menjelaskan bahwa proyek perancangan merupakan salah satu puncak capaian akademik mahasiswa Teknik Industri sebelum mereka memasuki proses penyusunan skripsi. Dalam expo ini, setiap kelompok menampilkan hasil kerja selama satu semester berdasarkan permasalahan yang mereka temukan secara langsung di lapangan. Zefry memaparkan bahwa proses penilaian dilakukan menggunakan beberapa parameter penting, mulai dari kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi permasalahan, memilih alternatif solusi yang paling efektif, hingga memformulasikan solusi tersebut dalam bentuk desain produk, prototipe, perancangan tata letak fasilitas, atau bentuk teknis lainnya yang sesuai dengan disiplin Teknik Industri.
Ia menambahkan bahwa meskipun karya yang ditampilkan menunjukkan perkembangan signifikan, masih terdapat tantangan terutama terkait pengembangan prototype. Banyak prototype yang masih berupa mockup karena keterbatasan biaya dan sumber daya. Zefry berharap bahwa pada penyelenggaraan berikutnya, mahasiswa dapat menghasilkan prototype yang lebih mendekati standar industri sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh mitra maupun masyarakat. Menurutnya, expo tahun ini yang merupakan penyelenggaraan kelima telah menunjukkan progres positif dan harus menjadi pemicu bagi peningkatan kualitas karya mahasiswa di tahun-tahun mendatang.

Mahasiswa Dituntut Terus Kritis dan Adaptif
Dalam kesempatan tersebut, Indradi juga menekankan pentingnya penguatan kemampuan berpikir kritis dan inovatif.
“Teruslah mengasah daya kritis dan nalar yang sudah dimiliki. Jika semua inovasi ini dapat diterapkan, Indonesia akan bergerak menjadi lebih baik,” ujarnya memberi semangat.
Expo 2025 menjadi tempat memamerkan karya dan juga membangun budaya akademik inovatif yang berbasis masalah nyata. Dengan banyaknya karya mahasiswa yang sudah menunjukkan potensi besar, penyelenggara berharap kegiatan ini terus berkembang dan menghasilkan solusi yang dapat diimplementasikan secara langsung.Ketua pelaksana menekankan bahwa pameran ini bukan sekadar tugas akademik, tetapi titik kulminasi seluruh pengalaman belajar mahasiswa Teknik Industri. “Semoga melalui Expo ini muncul ide-ide baru yang bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat, maupun dunia industri,” tutup Ramadhan. (nid/tia)










