Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana di Sumatra dan Aceh. Dalam pernyataan resmi, Rektor UB Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc menyebut kampus telah menyiapkan berbagai skema bantuan akademik maupun kesejahteraan guna memastikan mahasiswa tetap dapat melanjutkan studi dengan tenang.

Respons Kampus terhadap Bencana
Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Aceh beberapa hari terakhir menimbulkan dampak signifikan pada masyarakat, termasuk keluarga mahasiswa UB. Situasi ini mendorong kampus untuk melakukan langkah cepat dalam mengoordinasikan bantuan dan memastikan tidak ada mahasiswa yang terdampak mengalami hambatan dalam pendidikan.
UB juga berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta sejumlah perguruan tinggi di Jawa dalam agenda nasional penanggulangan bencana.
Baca juga:
Bencana Sumatra: Ketika Peringatan Sains Tak Dibaca dengan Serius
Koordinasi Nasional dan Agenda Pemberangkatan Tim UB
Melalui koordinasi yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak., UB menindaklanjuti permintaan kementerian untuk mengajukan proposal resmi keterlibatan dalam penanganan bencana.

Tim Tanggap Bencana UB dijadwalkan berangkat pada 8 Desember 2025 menuju Kabupaten Agam, salah satu lokasi yang terdampak cukup parah namun masih dapat dijangkau jalur darat. Tim terdiri dari dosen, tenaga kesehatan, dan sekitar 45 mahasiswa lintas jenjang, termasuk mahasiswa kedokteran, gizi, dan kesehatan masyarakat.UB juga bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan perguruan tinggi lokal di daerah bencana.
Kemudahan UKT dan Bantuan Bagi Mahasiswa
Prof. Widodo menegaskan bahwa UB siap mengadakan keringanan UKT dan bantuan lain bagi mahasiswa yang terdampak langsung. Skema bantuan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing mahasiswa setelah laporan diterima oleh pihak kampus.
“Kami akan membantu semaksimal mungkin, baik dari sisi UKT, kebutuhan bulanan, maupun bentuk dukungan lain. Kami menunggu laporan dari mahasiswa agar dapat segera menindaklanjuti,” ujarnya.
Dalam menjalankan misi kemanusiaan, UB membawa sejumlah inovasi dan layanan, antara lain; Teknologi penjernihan air bersih hasil pengembangan UB, Pendampingan psikologis dan trauma healing, Layanan kesehatan dan medis, dan Pendampingan berbasis soft technology di wilayah terdampak.
Tim UB akan langsung turun mendampingi masyarakat bersama mitra perguruan tinggi lainnya.
Saluran Pelaporan Dibuka untuk Mahasiswa Terdampak
UB membuka berbagai kanal laporan bagi mahasiswa yang belum dapat menghubungi keluarga atau terdampak langsung bencana. Mahasiswa dapat mengakses; e-Counseling UB, BEM Universitas dan fakultas, dosen pembimbing akademik, dan Layanan Kemahasiswaan UB.
“Mahasiswa perlu proaktif melapor. Semua laporan akan kami tindak lanjuti dengan cepat,” kata Prof. Unti.
Persiapan akhir pemberangkatan tim akan dilakukan sore ini di DRPM. UB mengajak media dan pihak terkait untuk melihat langsung kesiapan peralatan dan personel yang akan diterjunkan ke lapangan. (nid/tia)









