Kanal24, Malang – Memasuki puncak musim hujan yang ditandai cuaca ekstrem di berbagai wilayah, PT Kereta Api Indonesia (KAI) meningkatkan kewaspadaan dengan pengerahan 1.189 petugas tambahan. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya potensi bencana banjir dan longsor yang dapat mengganggu keselamatan dan operasional perjalanan kereta api. Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir telah menyebabkan sejumlah daerah di Jawa dan Sumatra berada dalam status waspada, termasuk jalur kereta api yang melintasi daerah rawan tanah labil, bantaran sungai, dan lereng perbukitan.
Penjagaan Diperketat di Titik-Titik Rawan
KAI menjelaskan bahwa 1.189 petugas tambahan tersebut terdiri dari berbagai fungsi yang disebar di titik rawan bencana, pintu perlintasan, hingga jalur pemeriksaan khusus. Sebanyak 334 petugas ditempatkan di lokasi yang dikategorikan sebagai daerah rawan banjir dan longsor. Mereka bertugas melakukan pemantauan langsung di lapangan, memastikan kondisi rel, bantalan, dan struktur penunjang tetap aman digunakan.
Baca juga:
Lembaga Sosial Siaga Krisis Donasi di Era Trump

Sementara itu, 659 petugas lainnya diperbantukan di pintu perlintasan kereta api tambahan. Upaya ini dilakukan untuk menjamin kelancaran dan keamanan lalu lintas di jalur sebidang, terutama ketika kondisi cuaca kurang bersahabat dan jarak pandang pengemudi menurun. Adapun 188 petugas sisanya diterjunkan sebagai tambahan dalam kegiatan pemeriksaan jalur secara berkala maupun patroli keliling.
Distribusi Petugas Sesuai Tingkat Risiko Daerah Operasi
Pengerahan petugas dilakukan dengan menyesuaikan risiko di masing-masing Daerah Operasi (Daop). Daop 2 Bandung dan Daop 5 berada dalam prioritas penambahan pengamanan karena wilayahnya memiliki banyak jalur rel yang dekat dengan tebing, lembah, dan wilayah rawan pergeseran tanah. Berbeda dengan Daop 6 Yogyakarta yang memiliki jalur lebih stabil dan tergolong minim risiko longsor, sejumlah Daop di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah menjadi fokus utama karena historis kejadian bencana yang cukup sering terjadi di musim hujan.
Langkah penempatan petugas juga didukung penggunaan peralatan deteksi dini seperti alat pantau ketinggian air sungai, sensor pergerakan tanah, serta peninjauan lapangan secara terus-menerus pada titik-titik yang sebelumnya tercatat pernah mengalami gangguan jalur.
Antisipasi Menjelang Libur Akhir Tahun
Kebijakan ini sekaligus menjadi bagian dari persiapan menghadapi lonjakan penumpang pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). KAI memproyeksikan peningkatan signifikan mobilitas masyarakat, baik untuk perjalanan jarak jauh maupun komuter. Dengan kondisi curah hujan tinggi, perusahaan tidak ingin ada gangguan operasional yang berdampak besar pada keselamatan maupun jadwal perjalanan.
Selama beberapa tahun terakhir, kerusakan jalur akibat banjir ataupun longsor hampir selalu terjadi di puncak musim hujan. Pada tahun-tahun sebelumnya, beberapa perjalanan kereta api sempat mengalami keterlambatan hingga pembatalan karena air yang meluap ke badan rel. Dengan pengalaman tersebut, KAI menegaskan pentingnya langkah preventif untuk meminimalkan risiko serupa di tahun ini.
Komitmen Menjaga Keselamatan Publik
Melalui penguatan pengawasan lapangan, penempatan personel ekstra, serta pembaruan perangkat pemantauan, KAI menegaskan komitmennya sebagai operator transportasi publik yang mengutamakan aspek keselamatan. Koordinasi juga dilakukan bersama pemerintah daerah, Badan Meteorologi, serta instansi kebencanaan untuk memperbarui data cuaca dan potensi kerawanan.
Langkah ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem kini menjadi aspek penting dalam manajemen transportasi nasional. Dengan penambahan 1.189 petugas, KAI berharap seluruh perjalanan kereta api tetap aman, lancar, dan dapat diandalkan meski Indonesia sedang berada dalam periode curah hujan tertinggi. (nid)









