Kanal24, Malang – Di tengah meningkatnya tuntutan global untuk mengurangi emisi dan mendorong pembangunan berkelanjutan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus memperkuat strategi menghadapi era transisi hijau. Transformasi ini menjadi langkah penting agar perusahaan-perusahaan pelat merah mampu bertahan dalam persaingan dunia usaha yang kini menempatkan aspek keberlanjutan sebagai salah satu pilar utama.
BUMN melalui berbagai perusahaan strategis kini mulai fokus pada penguatan kompetensi, mitigasi risiko, dan pemetaan peluang bisnis yang relevan dengan arah pembangunan hijau nasional. Program-program pelatihan tingkat eksekutif digelar untuk meningkatkan literasi para pemimpin terhadap isu perubahan iklim, prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), hingga pemahaman tentang risiko global yang berdampak pada kinerja perusahaan di masa mendatang.
Baca juga:
Indonesia Percepat Swasembada Pangan 2026
Dalam salah satu workshop tingkat tinggi, para pimpinan BUMN mendapatkan materi seputar manajemen risiko, keberlanjutan, hingga penyusunan respons strategis yang terintegrasi. Pelatihan ini dirancang tidak hanya untuk memperkuat kapasitas individu, tetapi juga membangun budaya kerja yang mampu menanggapi tantangan lingkungan dengan lebih adaptif. Para eksekutif didorong untuk memahami bahwa transisi hijau bukan sekadar tuntutan regulasi, melainkan peluang bisnis baru yang dapat memperkuat daya saing perusahaan di tingkat internasional.
Di sektor energi, sejumlah BUMN telah mulai merumuskan langkah-langkah konkret dalam mempercepat pemanfaatan energi bersih. Upaya ini mencakup pengembangan energi terbarukan, efisiensi operasional, serta peningkatan kualitas infrastruktur pendukung. Seiring dengan target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060, perusahaan-perusahaan energi negara berperan besar dalam menyiapkan pembiayaan transisi energi, memperluas proyek energi hijau, dan mengembangkan kerja sama internasional untuk memperkuat penguasaan teknologi rendah karbon.
BUMN di sektor industri juga mulai memasukkan unsur keberlanjutan dalam riset dan inovasi. Perusahaan seperti produsen semen, manufaktur, hingga holding di sektor industri tengah menggagas pengembangan kawasan industri hijau, penggunaan bahan bakar alternatif, serta program konservasi lingkungan. Langkah ini menjadi bukti bahwa transformasi menuju bisnis berkelanjutan kini tidak lagi berada di tahap wacana, melainkan telah diterapkan secara bertahap melalui berbagai konsep teknis hingga implementasi langsung di lapangan.
Pemerintah menegaskan bahwa percepatan transisi hijau tidak bisa hanya mengandalkan pembiayaan negara dan BUMN. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor—termasuk dunia usaha swasta, lembaga pembiayaan internasional, dan komunitas usaha lokal—menjadi salah satu strategi yang terus didorong. Melalui ajang-ajang diskusi dan kolaborasi, para pemangku kepentingan menggali skema pendanaan hijau, peluang investasi, hingga penyiapan instrumen keuangan seperti obligasi hijau untuk mendukung proyek berkelanjutan.
Dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar di Indonesia, transisi hijau dinilai bukan hanya tantangan, tetapi momentum besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Peluang pengembangan biomassa, tenaga surya, angin, hingga inovasi biofuel menjadi salah satu fondasi yang dapat mengubah arah ketahanan energi Indonesia di masa depan. Jika dikelola dengan perencanaan yang matang, peluang ini dapat menghadirkan kemandirian energi sekaligus memperluas lapangan kerja baru.
Ke depan, BUMN diproyeksikan menjadi katalis utama dalam mendorong transformasi hijau di Indonesia. Melalui peningkatan kualitas kepemimpinan, inovasi teknologi, diversifikasi energi, dan kolaborasi internasional, era baru pembangunan hijau diharapkan mampu menciptakan model ekonomi yang lebih resilien, efisien, dan berkelanjutan.
Dengan komitmen kuat dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia berada di jalur tepat untuk menjadikan transisi hijau sebagai peluang strategis, bukan hambatan. Transformasi BUMN diharapkan menjadi pijakan kuat menuju masa depan yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan mampu menjawab tantangan perubahan iklim secara menyeluruh. (nid)










