KANAL24, Malang – Pesta Olahraga Asia Tenggara 2019 atau South East Asian Games 2019 telah ditutup pada 10 Desember lalu, dimana posisi pertama kejuaraan dua tahun ini ditempati oleh tuan rumah Filipina. Namun, tahukah Anda, bahwa pihak keamanan SEA Games 2019 rupanya turut mengerahkan tim anti drone. Persisnya tim dikerahkan saat Upacara Pembukaan yang digelar 30 November di Philippine Arena, yaitu stadion indoor terbesar dengan kapasitas 55 ribu orang yang berlokasi di Ciudad de Victoria, Bocaue, Bulacan.
Saat upacara pembukaan, ternyata sempat ada insiden penurunan paksa (take down) atas sejumlah drone. Seperti dikutip dari shephardmedia.com (10/12/2019), sekitar tujuh drone komersial telah diamankan saat upacara pembukaan SEA Games 2019. Disebutkan empat drone muncul bersamaan di sepanjang jalur yang akan didarati helikopter Presiden Rodrigo Duterte.
Kelompok drone copter tersebut muncul beberapa menit sebelum helikopter kepresidenan tiba. Antisipasi langsung dilakukan oleh PHISGOC Games Safety & Security Counter-Drone Team dan Presidential Security Group (PSG) – seperti Paspampres di Indonesia. Langkah take down harus sesegera dilakukan guna mencegah drone tersambar baling-baling helikopter Duterte.
Untungnya semua potensi ancaman dari drone dapat diatasi saat upacara pembukaan, dan masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa sistem anti drone yang digunakan aparat keamanan Filipina mengadopsi solusi dari DroneShield, manufaktur sistem anti drone yang berbasis di Sydney, Australia.
Dari laman Indomiliter.com DroneShield yang gencar berpromosi menyebutkan, bahwa ada tiga solusi yang dikerahkan untuk mendukung pengamanan SEA Games 2019, yaitu RfPatrol untuk mendeteksi keberadaan drone, kemudian ada DroneNode dan DroneGun Tactical Gun untuk melakukan netralisasi (take down) pada drone yang telah diketaui posisinya.
RfPatrol berwujud konsol radio genggam yang dapat mendeteksi keberadaan drone dari jarak 1 km (Line of Sight). Dengan bobot perangakt 710 gram, RfPatrol dapat menemukan posisi drone dalam waktu kurang dari 5 detik. Kemudian DroneNode merupakan perangkat highly portable yang bekerja dengan menancarkan jamming drone pada frekuensi 2.4 GHz, 5.8 GHz dan GNSS ISM. Jarak jangkau efektif penindakan lewat DroneNode adalah 1 km.
Sementara perangkat yang paling mobile adalah DroneGun Tactical Gun, dengan wujud mirip senapan mesin, DroneGun Tactical punya jarak jangkau sampai 1 kilometer, dan dapat dioperasikan pada berbagai kondisi cuaca, dengan syarat suhu di rentang -20 sampai maksimum 55 derajat celcius. Tactical drone jammer gun ini berjalan di frekuensi simultan – 433MHz, 915MHz, 2.4GHz & 5.8GHz. Jenis sinyal yang dapat ditaklukan lainnya adalah GPS dan GLONASS. (sdk)