KANAL24, Jakarta – Emiten pengelola gerai ayam goreng franchise KFC milik Grup Salim, PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST) menargetkan penjualan perusahaan pada tahun depan akan mencapai Rp 8 triliun atau tumbuh 14,1% dari estimasi 2018.
Dalam dokumen paparan publik Fast Food di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan mengungkapkan perseroan akan menggelar penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dana rights issue ini sebagian besar akan digunakan untuk membuka gerai baru dan sebagian lagi digunakan untuk merenovasi toko-toko perusahaan yang sudah berumur 5 tahun ke atas.
“Maka perseranmemproyeksikan penjualan tahun depan sebesar Rp 8 triliun dengan pertumbuhan sebesar 14,1%,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi, sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis ini (26/12/2019).
“Penjualan SSG[ same-store growth ] per September sudah di atas 8%, sementara target kenaikan tahun depan rencananya 10%,” tulis manajemen.
Guna mencapai target pertumbuhan penjualan, perseroan akan menambah 60-65 gerai hingga akhir tahun ini, sehingga penambahan gerai baru akan mencapai full year sale pada tahan depan.
“Perseroan juga akan merenovasi gerai-gerai lama yang sudah mencapai 5 tahun dan diyakini akan menarik penjualan dan transaksi yang lebih tinggi. Perseroan juga akan memiilki rencana untuk merilis beberapa produk baru,” tulis FAST.
Di sisi lain, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capex pada tahun ini sebesar Rp 525 miliar, sementara hingga kiniserapan capex telah mencapai Rp 400 miliar. Tahun depan, perseroan menyiapkan capex Rp 550 miliar.
Sebelumnya, mengacu data situs BEI, FAST berencana melakukan rights issue sebanyak maksimal 350.000.000 saham. Perseroan akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan agenda ini pada 28 Januari 2020.
Laporan keuangan FAST mencatat, perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran dengan brand franchise KFC. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Komisaris utama perusahaan yakni Anthoni Salim, sementara dirut dipimpin Ricardo Gelael.
Saham perusahaan per September 2019 dipegang PT Gelael Pratama 43,84%, sementara dari Grup Salim diwakili PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) 35,84%. Sementara saham pubik 20,32%.
Pendapatan FAST per September mencapai Rp 5,01 triliun, naik dari periode yang sama 2018 yakni Rp4,44 triliun. Laba bersih dicatatkan naik menjadi Rp 175,69 miliar dari sebelumnya Rp 96,77 miliar.
Dari jumlah makanan ini, penjualan makanan dan minuman memberi porsi terbesar yakni Rp 4,94 triliun, sementara sisanya daripenjualan konsinyasi CD (compact disk) Rp 68,84 miliar, dan jasa layanan antar Rp 5,49 miliar.(sdk)