KANAL24, Jakarta – Tidak hanya amunisi dan senapan SS 2, beberapa produk kendaraan tempur produksi Indonesia juga mulai dilirik negara tetangga di kawasan ASEAN. Ternyata Indonesia juga mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke berbagai negara. Nilai ekspor produk ini adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih tinggi ketimbang senjata dan amunisi, karena harganya memang lebih mahal.
Produk kendaraan tempur seperti Panser Anoa, rantis Komodo hingga kapal perang jenis LPD/SSV dan pesawat patroli CN 235 sudah berhasil di ekspor.
Ke mana Indonesia mengekspor kendaraan tempur dan bagiannya? Ternyata Filipina menjadi negara yang paling berminat terhadap produk-produk tersebut.
Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke negara tetangga sebelah utara Indonesia itu bernilai US$ 495,97 juta. Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Di posisi kedua ada sesama negara Asia Tenggara, yakni Vietnam. Negeri Paman Ho mengimpor kendaraan tempur dan bagiannya senilai US$ 234,79 juta pada sembilan pertama 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.
Lagi-lagi dari Asia Tenggara, Thailand menduduki peringkat ketiga negara tujuan ekspor utama kendaraan tempur dan bagiannya. Pada Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya ke Negeri Gajah Putih bernilai US$ 100,36 juta.
Saat ini Indonesia mellaui Pindad juga sedang mengikuti tender pengadaan panser dan tank medium di Filipina untuk kebutuhan AD Filipina. Sebelumnya AL Filipina sudah menggunakan kapal perang jenis LPD buatan PT.PAL(sdk)