KANAL24, Malang- Dunia desainer terus menggeliat di Kota Malang, ditandai dengan makin banyaknya desainer yang bermunculan dengan beragam tema.
Salah satunya Sari yang sedang mengadakan pameran di Hotel Ibiss sejak awal bulan Desember tahun lalu hingga akhir bulan januari mrndatang. Wanita berumur 36th ini telah lihai mendesain berbagai model baju mulai dari casual hingga kebaya pengantin yang memilih bahan dasar batik nusantara dan sering memodifikasi dengan kain broklat pada setiap karyanya.
Mengawali sebagai seorang desainer dari sekedar hobby mendesain baju dan belajar secara otodidak dari buku-buku cara menjait yang dibawa oleh adiknya dari Jepang, lamban laun Sari mendapat berbagai pesanan baju casual batik, dan kebaya. “Desain saya lebih ke casual, hanya akhir-akhir ini saya lebih tertarik untuk melirik kain tradisional, contohnya batik dan kain khusus dari daerah-daerah tertentu. Sehingga saya sering pergi jalan-jalan keberbagai daerah untuk membeli kain karena saya pecinta kain nusantara,” jelasnya.
Selain menjadi desainer, Sari memiliki kesibukan lain, salah satunya sebagai PNS disalah satu kantor pemerintahan yang berada di Malang, kini Sari juga melanjutkan pendidikan S2 nya sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Menekuni dunia desaigner telah dijalankannya selama 3 tahun belakangan ini. Karyanya pun mulai terkenal hingga kerap menjadi salah satu sponsor pada ajang perlombaan dan pameran busana modeling.
Baju-baju karyanya dibandrol sekitar harga Rp.200.000,- hingga Rp.750.000,-. Namun tak kalah menarik, saat konsumen memesan model dan kain sesuai selera, maka harga yang dibandrol sampai Rp.1.000.000,- lebih. Sari memiliki konsumen sangat beragam, mulai dari kelompok arisan ibu-ibu rumah tangga, dosen Universitas Brawijaya, salon dan para model-model di Kota Malang. Tak menutup pesanan juga bagi konsumen yang berada di luar Kota dapat memesan melalui via chat Whatsapp dan akun Instagram @steev.id untuk memilih kain dan contoh modelnya. Sari mengaku akhir-akhir ini, konsumen sering memesan kebaya modern, dan batik perpaduan broklat untuk gaya fashion baru ditahun 2020.
Desaigner berbakat ini menjelaskan, bahwa kain yang dipakainya tidak harus mahal untuk menghasilkan karya yang indah. Namun harus dihasilkan dengan rupa yang menakjubkan sehingga dapat mendobrak harga pemasarannya.
“Saya ingin mengangkat kain nusantara, karena kasihan kain nusantara. Lurik dijual online maha padahal didaerah aslinya cuma sebesar Rp.25.000 sampai Rp.30.000,- tidak terlalu murah atau terlalu mahal namun pantas,” harap Sari. (fib)