KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus memacu pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) karena sektor ini menjadi salah satu andalan bagi pertumbuhan ekonomi. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, investasi dan kinerja ekspor sektor industri mamin selama ini sangat tinggi.
Berdasarkan data Kemenperin, produk mamin Indonesia mampu mencatatkan nilai ekspor tertinggi di kelompok manufaktur sebesar USD27,28 miliar sepanjang tahun 2019. Selain itu, industri mamin juga sebagai penyetor terbesar terhadap nilai investasi pada periode Januari-September 2019 di angka Rp41,43 triliun. Selanjutnya, industri mamin menyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah 4,74 juta orang hingga Agustus 2019.
“Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan industri mamin menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Melalui implementasi industri 4.0 ini, diharapkan industri mamin kita lebih berdaya saing hingga kancah global,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Senin (27/1/2020).
Untuk itu, Kemenperin bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) tengah mendorong pembangunan innovation center. Adanya pusat inovasi tersebut, diharapkan para pelaku industri mamin termasuk sektor IKM, memanfaatkan pengembangan teknologi modern sehingga produk yang dihasilkan bisa kompetitif di pasar domestik dan global.
“Apalagi, pemerintah telah menyiapkan insentif super deduction tax bagi perusahaan yang ingin mengembangkan inovasi,” paparnya.(sdk)