KANAL24, Jakarta – PT Astra International Tbk (ASII) menjajaki sejumlah investor asing dalam rencana akuisisi ruas tol di Pulau Jawa. Langkah ini merupakan upaya perseroan dalam mengejar target 500 kilometer (km) ruas tol pada 2021 dari saat ini 350 km.
Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko mengatakan, tahun ini, perseroan fokus membidik proyek-proyek brown field infrastruktur, terutama jalan tol. Sama seperti tahun lalu, perseroan juga tidak berniat sendirian dalam melancarkan aksi akuisisinya. “Kenapa investor dari luar negeri, supaya ada foreign direct investment di Indonesia. Seperti di Cikopo-Palimanan, di mana kita membawa investor dari Kanada,” jelas dia di Jakarta, baru-baru ini.
Paulus belum menyebut detail siapa perusahaan asing yang saat ini tengah diajak diskusi. Pihaknya menyatakan, dalam aksi akuisisi perseroan tidak harus selalu menguasai saham mayoritas karena tergantung dari komitmen mitra strategis nantinya.
Sementara itu, perseroan belum menghitung nilai investasi yang akan digelontorkan dalam mengakuisisi jalan tol tahun ini. Sebagai gambaran, sepanjang 2019, kata Paulus, perseroan menghabiskan dana sekitar Rp 3-4 triliun dalam mengakuisisi dua ruas tol.
Pada November 2019, perseroan melalui PT Astra Tol Nusantara (Astra Infra) bersama mitra strategisnya Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) menyelesaikan akuisisi 55% saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola ruas tol Cikopo-Paliaman (Cipali), dari PLUS Expressways International Bhd, anak usaha dari UEM Group Bhd.
Dengan selesainya proses akuisisi ini, maka kini komposisi pemegang saham LMS adalah Astra Infra 55% dan CPPIB 45%. Ruas tol Cipali merupakan bagian penting jaringan jalan tol Trans Jawa, mengingat jalan tol sepanjang 116,8 km ini menjadi jalur utama logistik yang menghubungkan daerah Jabodetabek dan Karawang dengan daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya, Astra Infra berhasil mengakuisisi 44,5% saham PT Jasamarga Surabaya Mojokerto dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan pemegang saham individu lain pada Mei 2019. Ruas tol Surabaya-Mojokerto ini memiliki panjang 36,3 km.
Selain jalan tol, lanjut Paulus, perseroan juga melihat pelabuhan yang potensial untuk diakuisisi. Perseroan berharap portofolio bisnis infrastruktur dan properti dikembangkan secara seimbang. “Kalau pelabuhan itu bisa wilayah mana saja. Dan tidak harus yang sudah jadi, atau bisa green field,” jelasnya.
Seperti diketahui, saat ini melalui PT Astra Nusa Perdana, Astra Infra mengelola Pelabuhan Eastkal di Kalimantan Timur. Pelabuhan tersebut merupakan shore base untuk industri minyak dan gas, industri pertambangan serta aktivitas bisnis Grup Astra. (sdk)